Iran Tangkap 11 Orang Diduga Terkait Serangan Bom Bunuh Diri
IRGC Iran berjanji akan membalas serangan bom bunuh diri yang menewaskan hampir 100 orang.
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Pasukan keamanan Iran telah menangkap 11 orang yang dicurigai terkait dengan serangan berdarah di Kerman dan menyita bahan peledak, kata Kementerian Intelijen dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi pemerintah pada hari Jumat (5/1).
Pihak berwenang Iran mengatakan pada hari Jumat bahwa pasukan keamanan telah menangkap 11 orang yang dicurigai terlibat dalam dua ledakan bom yang menewaskan hampir 100 orang pada upacara peringatan seorang komandan militer yang terbunuh.
Kementerian intelijen Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan keamanan menahan dua orang karena memberikan dukungan kepada dua pelaku bom bunuh diri di Kerman dan sembilan lainnya yang berbasis di wilayah lain Iran yang dicurigai terkait dengan insiden tersebut.
Sebelumnya, Presiden Iran dan panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Jumat (5/1) bersumpah akan membalas dendam pada acara pemakaman para korban pemboman kembar ISIS dua hari sebelumnya.
Hampir 100 orang tewas di sebuah peringatan di kota Kerman pada hari Rabu (3/1) untuk komandan tertinggi Qassem Soleimani, yang dibunuh di Irak pada tahun 2020 oleh pesawat tak berawak Amerika Serikat.
ISIS mengatakan pada hari Kamis (4/1) bahwa dua anggotanya telah meledakkan sabuk peledak di tengah kerumunan yang berkumpul di pemakaman di tenggara kota tersebut.
“Kami akan menemukan Anda di mana pun Anda berada,” kata komandan IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami, pada pemakaman tersebut, merujuk pada ISIS.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Presiden Ebrahim Raisi mengatakan: “Musuh kita dapat melihat kekuatan Iran dan seluruh dunia mengetahui kekuatan dan kemampuannya. Pasukan kami akan memutuskan tempat dan waktu untuk mengambil tindakan.”
TV pemerintah menunjukkan kerumunan orang di pusat keagamaan Imam Ali di Kerman di mana banyak keluarga menangisi deretan peti mati yang dibungkus bendera Iran.
Para pelayat meneriakkan “balas dendam, balas dendam,” “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel.”
Teheran sering menuduh Israel dan Amerika Serikat mendukung kelompok militan anti Iran yang melakukan serangan di masa lalu.
Ledakan pada hari Rabu ini, yang paling berdarah sejak Revolusi Islam tahun 1979, terjadi ketika perang Israel melawan Hamas di Gaza mendekati tanda tiga bulan.
Pada tahun 2022, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di tempat suci Syiah di Iran yang menewaskan 15 orang, sementara serangan sebelumnya yang diklaim oleh ISIS termasuk pemboman ganda pada tahun 2017 yang menargetkan parlemen Iran dan makam pendiri Republik Islam, Ruhollah Khomeini. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...