ISIS Minta Warga Mosul Sumbang Dana untuk Perang
MOSUL, SATUHARAPAN.COM - Media Irak memberitakan bahwa negara Islam Irak dan Suriah (NIIS / ISIS) memaksa warga Mosul untuk menyerahkan uang dan harta mereka. Ini adalah upaya ISIS menggalang dana besar-besaran untuk mendukung yang mereka sebut sebagai "negara khilafah" dalam pertempuran mempertahankan kota Mosul.
Televisi Al Sumaria, yang dikutip Iraqi News melaporkan, "Hari ini, ISIS melancarkan kampanye penggalangan dana terbesar, dan memaksa orang-orang Mosul menyerahkan uang mereka untuk mendukung 'negara khalifah' dalam pertempuran melawan pasukan pemerintah dan pasukan keamanan lainnya."
"Sumbangan tersebut diminta secara paksa melalui ancaman kekerasan atau tekanan," kata laporan Al Sumaria. ‘’Ada penolakan signifikan dan meningkatkan kebencian di kalangan warga." Dan disebutkan bahwa ISIS menderita krisis keuangan yang parah selama berbulan-bulan karena hilangnya sebagian besar sumber pendanaan utama, termasuk ladang minyak.
Sementara itu, penduduk Mosul diberitakan mulai bangkit untuk melawan kelompok ISIS, bahkan kelompok bersenjata melakukan serangan pada patroli ISIS. Iraqi News melaporkan dua hari lalu, kelompok pemberontakan bersenjata rakyat melawan ISIS menyerang markas ISIS dan menghancurkan enam kendaraan patroli dalam waktu kurang dari lima jam di kota Mosul.
Selain itu, kelompok pemberontakan rakyat juga menandai rumah-rumah yang dihuni kelompok ISIS, dan mereka juga menyebarkan leaflets di sana.
Pasukan Irak diharapkan "maju lebih cepat" dalam serangan besar-besaran untuk merebut kembali kota Mosul, kataPerdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, hari Kamis (20/10), seperti dikutip AP.
Ribuan Melarikan Diri
Seorang pejabat Kurdi di timur laut Suriah mengatakan bahwa ribuan warga Irak melarikan diri dari pertempuran di Mosul dan tiba di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.
Pejabat itu menambahkan bahwa orang-orang yang terlantar adalah orang Arab, sebagian besar perempuan, anak-anak dan orang tua. Mereka menyeberangi perbatasan sejak Minggu (16/10) dan saat ini tinggal di kamp pengungsi di Provinsi Hasaka.
Irak disebutkan telah menguasai kota kedua terbesar di Ninewe, Bartalla. Jenderal Maan al-Saadi mengatakan pasukan elite anti terorisme elit maju di kota Bartalla dengan bantuan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Pasukan khusus itu diharapkan akan memimpin jalan menuju Mosul, di mana mereka akan menghadapi perlawanan militan ISIS dalam pertempuran kota.
Editor : Sabar Subekti
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...