ISIS Serang Kota Qaraqosh, Mengusir Warga Kristen
KIRKUK, SATUHARAPAN.COM – Sejumlah kota di Irak bagian utara yang mayoritas penduduknya Kristen, Qaraqosh, diserang kelompok jihadis dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), ketika pasukan Kurdi menarik diri dari wilayah itu, Rabu (6/8) malam. Warga dan pemimpin Kristen melarikan diri , kata pemuka Kristen kepada AFP, hari Kamsi (7/8).
"Saya tahu bahwa kota-kota Qaraqosh, Tal Kayf, Bartella dan Karamlesh telah dikosongkan oleh penduduk asli mereka, dan sekarang di bawah kendali militan (ISIS)," kata Joseph Thomas, Uskup Agung Kasdim Kirkuk dan Sulaimaniyah.
Beberapa warga yang dihubungi AFP menegaskan bahwa seluruh daerah di Irak utara yang berpenduduk sebagian besar komunitas Kristen di negara itu, telah jatuh ke tangan kelompok jihad Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kota-kota itu diserangan dalam beberapa hari terakhir oleh militan ISIS. Kota-kota itu termasuk di antara daerah yang dijadikan pengungsian bagi warga kota Mosul yang melarikan diri ketika diserang oleh ISIS.
Beberapa kota itu terletak kurang dari 50 kilometer dari Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan.
Tekanan dengan Pembunuhan
Sementara itu, situs berita Irak, iraqinews.com, membunuh saudara seorang tokoh Peshmerga dan menculik putrinya di distrik Sa'adiya, Irak bagian utara.
Sumber keamanan menyebutkan teroris ISIL membantai saudara dari dari pemimpin Peshmerga dan menculik putrinya yang berusia 11 tahun untuk memaksa pemimpin Peshmerga untuk berhenti dari pekerjaannya dan bersekutu dengan ISIS.
Mencari Suaka
Sebelumnya, media ini memberitakan bahwa perwakilan dari Uni Pengungsi Irak di Turki mengatakan bahwa setiap hari ratusan warga Irak pergi ke kantor PBB di Turki untuk mencari suaka. Hal itu menunjukkan bahwa situasi keamanan memburuk telah mendorong warga Irak untuk mencari perlindungan di negara Barat.
Perwakilan Uni Pengungsi Irak di Turki, Rose Aziz, mengatakan dalam sebuah wawancara untuk iraqinews.com, bahwa memburuknya situasi keamanan di sejumlah kota-kota Irak mendorong warga Irak untuk mencari suaka di luar negeri. Ratusan warga Irak mengunjungi Markas Besar PBB di Ankara setiap hari untuk wawancara dalam mencari suaka.
Aziz mengatakan, "Sebagian besar pencari suaka berasal dari keluarga di wilayah yang lemah keamanannya atau di bawah kendali militan dari organisasi Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL).
Dia menyebutkan antara 100 sampai 200 orang Irak mendaftarkan nama mereka sehari, atau membuat janji untuk bertemu dengan pihak PBB untuk mencari suaka.
Aziz mengatakan bahwa "pencari suakan dari Irak berasal dari berbagai kelompok etnis, antara lain Arab Irak, Kurdi, Shabak, Turkmen, Kristen, Muslim dan Yazidi. Disebutkan bahwa sebagian besar dari mereka hidup dalam situasi ekonomi yang sulit, dan organisasi kemanusiaan sejauh ini tidak memberi mereka bantuan.
Aziz memperkirakan permintaan suaka akan diterima bagi beberapa pengungsi Irak dengan latar belakang memburuknya situasi keamanan dan kekerasan sektarian di wilayah mereka.
Di Turki terdapat ribuan pengungsi Irak, sebagian dari mereka pergi ke sana setelah tahun 2003.Sebagian besar dari mereka menggunakan Turki sebagai “loncatan” untuk menuju ke negara-negara Barat.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...