ISIS Siapkan Video Penyanderaan 150 Umat Kristen Asyur
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM - Jumlah warga Kristen Asyur atau Assyrian yang disandera oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS diperkirakan lebih banyak dari dugaan semula dan menurut laporan menghadapi ancaman pembunuhan seperti yang sudah dialami oleh umat Kristen Koptik Mesir sebelumnya.
ISIS juga dilaporkan akan menerbitkan pesan video tentang nasib warga Kristen Asyur tersebut.
CNN mengutip pernyataan Osama Edward, pendiri Assyrian Human Right Network, yang mengatakan bahwa kelompok ekstremis ISIS kini diyakini menyandera 150 orang, mengutip informasi terbaru dari tim jaringan bawah tanah mereka.
Perkiraan sebelumnya menyebutkan jumlah yang ditawan adalah berkisar antara 70 dan 100 orang, diantaranya perempuan, anak-anak dan orang tua.
Menurut Edward, pesan video ISIS akan diarahkan kepada Presiden Barack Obama dan negara anggota koalisi pimpinan AS lainnya. Edward mengatakan hal ini dari Stockholm, Swedia.
Warga Asyur diculik Senin pagi dari desa dekat Tal Tamer di timur laut Suriah.
Edward, yang memiliki keluarga di daerah yang diserang oleh kelompok teror itu, mengatakan informasi terbaru menunjukkan para sandera telah dipindahkan ke lokasi yang sepenuhnya dikendalikan oleh ISIS.
Aktivis organisasi pembela HAM warga Asyur, Raqqa is Being Slaughtered Silently, juga mengabarkan lewat akun twitter bahwa ISIS telah memindahkan tawanannya ke Raqqa, kota yang secara de facto menjadi ibukota gerakan ISIS saat ini.
Pesan terakhir yang diterima dari para sandera adalah SMS dari seorang wanita kepada suaminya, kata Edward. Wanita itu mengatakan para penculik menginterogasi para sandera dan menanyai apakah para perempuan itu anggota milisi lokal.
Edward mengatakan ia takut para sandera akan menghadapi nasib yang sama seperti para warga Asyur yang menjadi target di Irak dan seperti 20 anggota minoritas Kristen Koptik Mesir, dibantai oleh ISIS di Libya bulan lalu.
"Mungkin mereka menghadapi nasib yang sama. Itulah mengapa kita imbau seluruh dunia, seperti AS, Eropa dan pasukan koalisi. Melindungi Asyur, menyelamatkan bangsa Asyur di Suriah," katanya.
"Mereka menghadapi kematian, mereka orang-orang tidak bersenjata, mereka suka damai. Dan mereka membutuhkan bantuan, mereka saat ini dibiarkan begitu saja --tidak ada yang melindungi mereka."
Edward mengatakan sekitar 35 desa dan kota-kota Asyur kini telah diambil alih oleh ISIS dan memaksa ribuan keluarga mengungsi. Sekitar 600 keluarga ini telah berlindung di Katedral St. Mary di al-Hasakah, Suriah.
Setelah bertahun-tahun terperangkap di tengah perang saudara, banyak dari warga Asyur kekurangan makanan, air, selimut dan kebutuhan dasar lainnya.
Asyur adalah kelompok yang bangga atas keberhasilan mengatasi banyak tantangan dalam sejarah. Mereka bisa melacak akar mereka kembali sekitar 4.000 tahun ke era Mesopotamia, sebagai salah satu tempat lahirnya peradaban dan tempat kelahiran para penulis dan sastrawan. Walau agama pertama mereka adalah Ashurism, agama Kristen telah dipeluk oleh mayoritas wargaAsyur sejak abad ketiga.
"Bagaimana mungkin Suriah bisa ada tanpa Asyur?" kata Edward.
Editor : Eben Ezer Siadari
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...