ISIS Terusir Ribuan Warga Irak Kembali ke Ramadi
IRAK, SATUHARAPAN.COM - Ribuan warga Irak kembali ke kota Ramadi, tiga bulan setelah pasukan Irak yang didukung oleh serangan udara pimpinan Amerika Serikat mengusir militan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dari ibu kota provinsi itu, kata wali kota Ramadi, hari Minggu (10/4).
Keluarga yang kembali harus melalui pemeriksaan keamanan dan hanya diperbolehkan untuk kembali ke daerah yang telah dibersihkan dari ranjau dan jebakan yang ditinggalkan oleh ISIS, kata Wali kota Ramadi, Ibrahim Al-Osaj, seperti dikutip AP.
Militan ISIS menyerang Ramadi Mei lalu dan bertahan di kota itu sampai mereka diusir pada bulan Desember. Seperti di kota-kota lain di Suriah maupun Irak, perjuangan untuk merebut kembali Ramadi dengan membongkar sebagian besar kota.
Al-Osaj mengatakan, tujuh lingkungan masih belum bisa ditempati untuk warga, bukan hanya karena banyaknya bahan peledak, tapi karena daerah itu "benar-benar hancur."
Dia mengatakan, pihak berwenang telah memulihkan air minum untuk hampir 80 persen kota, memperbaiki sepuluh sekolah dan memberikan hingga 600 tenda bagi mereka yang tidak dapat menggunakan rumah mereka. Dia mengatakan, sekitar 12.000 keluarga telah kembali sejak akhir bulan lalu.
Teelevisi pemerintah Irak menampilkan video yang menunjukkan Pemimpin Sunni bidang Wakaf Agama, Sheik Abdul-Latif Al-Himaim, memimpin konvoi puluhan mobil menuju ke kota itu.
Pada akhir Februari, misi PBB di Irak mengatakan bahwa ranjau dan bahan peledak menghalangi kembalinya keluarga pengungsi ke Ramadi. Beberapa warga tewas ketika menengok rumah mereka atau mencoba untuk mengaktifkan perlengkapan di dalam kota.
Lebih dari tiga juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Irak sejak Januari 2014, menurut laporan PBB. Dan diperkirakan ada tiga juta orang lainnya yang tinggal di kawasan yang dikendalikan oleh ISIS. Kelompok militan ini masih menguasai banyak wilayah Irak di utara dan barat, termasuk kota terbesar kedua di negara itu, Mosul.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...