Perempuan Selamat Bom Atom Hiroshima Harap G7 Bahas Nuklir
TOKYO, SATUHARAPAN.COM – Perempuan Jepang yang selamat dari bom Atom Hiroshima 1945, Yoshiko Kajimoto mendesak agar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven (G7) agar memperhatikan nuklir sebagai masalah yang urgen.
"Saya sangat berharap bahwa wartawan yang menyertai menteri akan menjadi bisa merasakan dari dasar hati mereka keputusasaan orang yang tewas di bawah nuklir,” kata Kajimoto seperti diberitakan situs berita Jepang Asahi Shimbun, hari Minggu (10/4).
“Semua pemimpin dunia harus mengambil tindakan untuk dunia yang bebas nuklir setelah mereka kembali ke rumah,” kata Kajimoto.
Kajimoto mensosialisasikan hal tersebut kepada media di Tokyo, Jepang yang meliput pertemuan beberapa menteri luar negeri yang tergabung dalam G7, hari Minggu (10/4) sampai dengan Senin (11/4).
Menurut Asahi Shimbun, Kajimoto dan beberapa warga Jepang yang selamat dari tragedi yang terjadi pada 1945 tersebut dijadwalkan berbagi pengalaman berhadapan dengan bom nuklir pada pertemuan puncak KTT G7, yang dijadwalkan berlangsung 26-27 Mei di Shima, Perfektur Mie, Jepang.
Dalam situs resmi G7, tujuh negara yang dijadwalkan hadir yakni Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan AS.
Pertemuan Menteri Luar Negeri
Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier mengatakan menjelang pertemuan puncak G7 di Jepang bulan mendatang dia berharap Rusia bergabung lagi dalam kelompok tersebut sehingga menjadi G8 sebelum Rusia meninggalkannya.
Dalam pertemuan para menteri luar negeri Steinmeier mengatakan dia berharap harmonisasi kinerja para menteri luar negeri.
"Saya berharap format G7 tidak berlangsung lama dan bahwa kita memberikan kondisi untuk kembali ke G8," kata Steinemer seperti diberitakan Russian Today.
Russian Today menceritakan pada 2014 Rusia seharusnya menjadi tuan rumah pertemuan G8 tahunan, namun anggota lain menegaskan mereka akan memboikot G8 karena Rusia melakukan aneksasi secara ilegal terhadap wilayah Crimea dari Ukraina.
Dalam kaitannya dengan nuklir, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida merencanakan akan mengeluarkan "Deklarasi Hiroshima" dalam pertemuan puncak yang akan diselenggarakan akhir bulan depan dalam rangka mempromosikan perlucutan senjata nuklir.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry membawa pesan dari Presiden Barrack Obama dia mengemukakan komitmen anti nuklir AS tetap tinggi.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...