Israel-Arab Saudi Rundingkan Pemulihan Hubungan Ekonomi
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Israel dan Arab Saudi dilaporkan tengah merundingkan pemulihan hubungan ekonomi kedua negara, menurut koran terkemuka Inggris, The Times, mengutip sumber-sumber di kalangan diplomatik Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Pemulihan hubungan ekonomi kedua negara yang bermusuhan dengan Iran itu, menurut laporan tersebut, akan dimulai oleh langkah kecil, termasuk mengizinkan pengusaha Israel membuka kantor di Arab Saudi dan memperbolehkan maskapai penerbangan Israel, El Al terbang di atas angkasa Arab Saudi.
Namun sumber yang dekat dengan Arab Saudi mengatakan pembicaraan itu tak mungkin berhasil di mata Gedung Putih di tengah keinginan Trump untuk mencapai kesepakatan perdamaian di Timur Tengah.
Laporan itu mengatakan prospek perundingan telah melahirkan perselisihan pada pemerintahan Trump. Gagasan pemulihan hubungan ekonomi Israel-Arab Saudi didukung oleh menantu Trump, Jared Kushner, yang tengah dekat dengan Mohammed bin Salman, wakil putra mahkota Arab Saudi. Keduanya kerap berdiskusi tentang pemulihan hubungan Arab Saudi-Israel sebagai langkah menuju perdamaian Israel-Palestina.
Sebaliknya, Jason Greenblatt yang merupakan utusan Trump untuk Timur Tengah, lebih memilih cara tradisional dalam mencapai perdamaian.
Menurut laporan tersebut, Palestina menolak gagasan pemulihan hubungan ekonomi karena khawatir tidak menjamin berdirinya negara Palestina.
Masih menurut laporan itu, kemungkinan pemulihan hubungan dengan Israel memainkan peran dalam langkah Arab Saudi dkk memutuskan hubungan dengan Qatar, sebagai upaya untuk menekan negara itu mendukung Hamas.
Mei lalu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa negara-negara Teluk menyusun proposal untuk mengambil langkah normalisasi hubungan dengan Israel dengan syarat pemerintahan Netanyahu menunjukkan sikap yang bersahabat terhadap Palestina, di antaranya dengan menghentikan konstruksi permukiman Yahudi di West Bank dan melonggarkan hambatan perdagangan di Jalur Gaza.
Awal bulan ini, Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengatakan kemelut diplomatik antara negara-negara Arab dan Qatar merupakan peluang membuka kerjasama Israel dengan kawasan Timur Tengah. Tetapi ia juga menegaskan bahwa mengaitkan solusi konflik Palestina-Israel dengan negara-negara Arab lainnya adalah sebuah kesalahan.
"Negara-negara Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar tidak karena Israel dan tidak karena isu Palestina melainkan karena kekhawatiran mereka terhadap terorisme radikal Islam," kata dia.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...