Israel Bebaskan 26 Tahanan Palestina Selasa Dini Hari
RAMALLAH, SATUHARAPAN.COM - Israel membebaskan 26 tahanan Palestina, kata seorang pejabat Palestina kepada AFP, hari Selasa (31/12) malam, sesuai dengan komitmen yang dibuat untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian antara Usrael dan Palestina yang ditengahi Amerika Serikat .
"Dua van yang membawa (18) tahanan meninggalkan penjara Ofer dan menuju ke Ramallah" di Tepi Barat, kata pejabat itu. Dia menambahkan tiga tahanan lainnya dibebaskan ke Jalur Gaza dan lima orang lain untuk Yerusalem Timur.
Pemerintah Israel menyetujui pembebasan tahanan Palestina pada hari Sabtu (28/12), tapi mereka menunda setidaknya 48 jam untuk memungkinkan keluarga korban mengajukan banding.
Para tahanan itu didakwa melakukan pembunuhan atau percobaan pembunuhan sebelum Perjanjian Oslo tahun 1993, dan telah melayani hukuman selama 19 hingga 28 tahun.
Mereka adalah bagian ketiga dari total 104 tahanan yang akan dibebaskan Israel. Sebelumnya, 52 pria dibebaskan pada bulan Agustus dan Oktober. Dan mereka dipuji sebagai pahlawan perjuangan Palestina oleh Presiden Mahmoud Abbas .
Tanggapan Berbeda
Delapan orang tahanan pada tengah malam telah melewati pos pemeriksaan menuju Gaza dan Yerusalem Timur. Dan 18 tahanan lainnya menuju Ramallah di Tepi Barat.
Warga Palestina merayakan pembebasan ini sebagai kemenangan atas Israel, sesuatu yang sangat dibenci oleh keluarga korban kekerasan politik Israel, kata wartawan.
Kerabat korban tahanan terbaru yang dibebaskan, mengadakan protes dan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung, karena memblokir pers. Di masa lalu, pengadilan telah memungkinkan pelepasan tersebut berlangsung dalam liputan pers.
Namun pihak warga Israel menanggapi berbeda pembebasan itu. "Salah satu hal yang kami tahu ketika kami menangkap tahanan ini adalah bahwa mereka harus tinggal di penjara untuk selama mungkin," kata Meir Indor dari asosiasi korban Israel, Almagor, kepada Jerusalem Post .
"Orang-orang ini adalah bom waktu. Kemana pun mereka pergi mereka membunuh, karena itulah tujuan hidup mereka,” kata dia.
Meskipun telah dibebaskan, Pemerintah Israel telah menekankan bahwa jika salah satu tahanan "melanjutkan aktivitas bermusuhan," mereka harus menjalani sisa hukuman mereka.
Masalah Permukiman
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga membela keputusan untuk membebaskan mereka yang berada di balik serangan mematikan, pada pertemuan Partai Likud pada hari Senin (30/12).
"Kepemimpinan dinilai oleh kemampuan untuk melaksanakan keputusan, sulit karena mereka mungkin (akan melakukan lagi,'' kata dia. " Kami tidak dipilih untuk membuat keputusan yang mudah."
Sementara Menteri Palestina untuk urusan Tahanan, Issa Qaraqai, menepis keluhan Israel , dan mengatakan, "Israel adalah negara pembunuh dan tahanan ini adalah pejuang kemerdekaan. "
Setelah dua kali pembebasan tahanan, pemerintah Israel diapresiasi, namun dianggap sebagai keputusan pil pahit oleh partai-partai sayap kanan dengan kemudian membuat pengumuman tentang rencana pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Laporan media Israel menyarankan Netanyahu kemungkinan akan mengungkap rencana untuk membangun tambahan 1.400 unit rumah, termasuk 600 di Ramat Shlomo di Yerusalem Timur.
Sekitar 500.000 orang Yahudi tinggal di lebih dari 100 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pemukiman dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, meskipun Israel masih memperdebatkan hal ini.
Palestina mengatakan pembangunan pemukiman terus merusak pembicaraan perdamaian yang dilakukan, yang telah menunjukkan sedikit tanda kemajuan sejak dilanjutkan lagi pada bulan Juli setelah absen selama tiga tahun. (AFP/ bbc.co.uk)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...