Israel Setujui 558 Rumah Pemukiman Yerusalem Timur
ISRAEL, SATUHARAPAN.COM - Para pejabat Israel telah menyetujui pembangunan rumah di pemukiman Yahudi berupa apartemen sebanyak 558 unit di Yerusalem Timur.
Dewan kota Yerusalem mengatakan komite perencanaan telah menyetujui izin bangunan di tiga lingkungan.
Apartemen tersebut didirikan di atas tanah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan kemudian dikuasai, tindakan ini adalah tindakan yang tidak diakui internasional.
Pemukiman yang dibangun di sana dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, namun Israel membantahnya.
Provokasi
Dewan kota menyatakan bahwa izin bangunan yang diberikan untuk di daerah Har Homa, Neve Yaakov dan Pisgat Zeev.
Para pejabat Palestina mengatakan bahwa keputusan tersebut bertujuan untuk merusak perundingan perdamaian yang ditengahi Amerika Serikat (AS) yang rencananya akan dilanjutkan kembali pada bulan Juli.
“Israel sengaja melakukan provokasi terhadap warga Palestina yang membuat mereka meninggalkan perundingan dengan alasan adanya protes pelanggaran Israel dari warga Palestina. Oleh karena itu Israel harus disalahkan atas penghancuran proses perdamaian,” kata pejabat senior Palestina Hanan Ashrawi.
Sengketa pembangunan pemukiman ini menyebabkan gagalnya perundingan terakhir.
Namun ada sedikit tanda kemajuan dari negoisasi yang terbaru yang dimediasi oleh Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
Seorang juru bicara dewan kota mengatakan rencana untuk pemukiman tersebut sudah disetujui tahun lalu dan pebangunan pemukiman baru di daerah Arab di Yerusalem juga sudah disetujui pada Rabu (5/2).
Sekitar 500 ribu orang Yahudi telah tinggal di lebih dari 100 pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Diperkirakan 200 ribu pemukim saat ini tinggal di Yerusalem Timur bersama dengan 370 ribu warga Palestina.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota abadi yang tak terpisahkan. Namun, Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara masa depan mereka. (bbc.co.uk)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...