Israel Siap Bantu AS dalam Intervensi Militer di Suriah
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan delapan anggota kabinet bidang keamanan, Rabu (28/8). Pertemuan tersebut dilakukan sebagai langkah konsultasi mengenai situasi di Suriah.
Netanyahu menyatakan kesiapan militer Israel untuk memberikan rasa aman bagi warganya dari setiap bentuk ancaman negara-negara tetangga termasuk Suriah. "Militer siap untuk mempertahanan negara dari ancaman apa pun dan akan bereaksi terhadap setiap upaya yang mengancam keselamatan warga sipil Israel," ungkap Netanyahu.
Netanyahu mengaku, saat ini dirinya telah menyiapkan beberapa skenario militer menyikapi perang sipil di Suriah. Sebelumnya pada Selasa (27/8), Netanyahu menyatakan siap membantu AS untuk melancarkan intervensi militer di Suriah.
Pihak militer Israel mengatakan, mereka telah menyiapkan sistem pertahanan menjelang kemungkinan serangan AS terhadap Suriah. Konflik lanjutan sangat mungkin meluas serta melintasi perbatasan utara Israel.
"Mempertimbangkan situasi saat ini, maka kami telah mengambil langkah-langkah defensif yang diperlukan untuk mengamankan negara Israel. Langkah-langkah tersebut meliputi mekanisme pertahanan aktif maupun pasif," kata sumber-sumber militer. "Langkah-langkah ini meliputi mekanisme pertahanan aktif maupun pasif."
Radio militer Israel melaporkan tentara Israel telah bergerak menuju sistem pertahanan rudal Iron Dome di utara. Iron Dome dikenal sebagai salah satu peluncur rudal Patriot menuju Galilea barat.
Sebelumnya pada hari Rabu (28/8), jurubicara militer Brigadir Jenderal Yoav Mordechai menghimbau warga Israel untuk tetap tenang. “Jangan khawatir tidak akan ada untuk bunyi alarm untuk saat ini,” kata Mordechai. “Militer terus-menerus memantau dan mengikuti perkembangan mengenai Suriah,” sambung Mordechai.
Bagikan Masker
Terkait serangan gas beracun di Suriah, pemerintah Israel telah mendistribusikan masker gas kepada warga. Seorang koresponden AFP melaporkan antrean panjang di kantor pos Tel Aviv yang ditunjuk pemerintah sebagai pusat pelayanan pendistribusian masker gas.
Sementara itu di Knesset, kepala komite Eli Yishai, dari partai Shas ultra-Ortodoks, menyalahkan pemerintah yang telah menutup pabrik masker gas dan tidak mengalokasikan dana yang cukup untuk pembelian masker. Yishai menilai, saat ini sekitar 40% warga Israel belum mendapatkan masker gas baru .
Knesset sendiri saat ini tengah menyapkan sidang darurat khusus terkait situasi di Suriah dan kesiapan Israel terhadap kemungkinan intervensi AS di Suriah. (alarabiya.net)
Editor : Bayu Probo
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...