Israel Tahan Wartawan Palestina karena Menghasut
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Dinas Keamanan Israel, Shin Bet, memeriksa seorang wartawan Palestina pada hari Senin (25/4), yang ditahan pada akhir pekan lalu atas tuduhan menjadi bagian dari “kelompok teror”, setelah rekannya meminta dukungan internasional untuk pembebasannya.
Omar Nazzal, anggota sekretariat umum Palestinian Journalists Syndicate (PJS), ditahan oleh otoritas Israel pada hari Sabtu (23/4) di perbatasan antara Tepi Barat dan Yordania.
Saat itu, ia tengah melakukan perjalanan ke pertemuan Federasi Wartawan Eropa (European Federation of Journalists) di Bosnia.
Pihak Shin Bet mengatakan Omar telah ditunjuk baru-baru ini sebagai direktur Palestina Today, saluran TV itu dinyatakan ilegal pada bulan Februari. Dia juga aktif dalam Front Pembebasan Palestina, kelompok yang dituding Israel banyak melakukan terorisme.
“Omar sudah bertahun-tahun dikenal sebagai aktivis Popular Front (Front Pembebasan Palestina): ia ditangkap atas keterlibatannya dalam kegiatan Popular Front saat ini,” kata pihak Shin Bet dalam pernyataan tertulis.
Menurut pernyataan tertulis tersebut dia tidak ditahan karena jurnalisme, tapi lebih karena "keterlibatannya dalam kegiatan kelompok teror".
PJS memanggil Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross) untuk ikut campur tangan dalam kasus Nazzal pada hari minggu (24/4).
Pejabat serikat bertemu perwakilan ICRC di Ramallah, Tepi Barat, untuk membahas soal ini.
"Kami menjelaskan kepada ICRC bahwa penting untuk segera mengunjungi Omar Nazzal," Musa al-Sher, anggota sekretariat jenderal, mengatakan kepada AFP.
ICRC adalah satu-satunya organisasi internasional yang diizinkan untuk mengunjungi warga Palestina yang ditahan oleh pemerintah Israel.
Kantor Today Palestina di Ramallah digerebek Maret lalu oleh IDF setelah Israel menuduhnya sebagai media yang menghasut, di tengah gelombang serangan teror terhadap warga sipil dan tentara Israel - penusukan, aksi serudukan mobil, penembakan dan bom bunuh diri di Yerusalem pekan lalu. Serentetan serangan dimulai sejak Oktober.
Kementerian informasi Palestina pada hari Minggu menuduh Israel menargetkan wartawan Palestina, mengatakan bahwa beberapa stasiun radio lokal juga telah digerebek dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Maret, Federasi Wartawan Internasional mengatakan pihaknya "sangat prihatin" dengan aksi penangkapan wartawan Palestina. (timesofisrael/kav)
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...