Istri PM Yunani Ternyata Anggota Partai Komunis
ATHENA, SATUHARAPAN.COM - Seiring dengan kemenangan Partai Syriza dalam pemilu Yunani hari Minggu (25/1) lalu dan sekaligus melambungkan ketua partai itu, Alexis Tsipras, 40, menjadi perdana menteri yang baru, sorotan pun kini mulai diarahkan kepada istri sang PM, Peristera Batziana.
Betty, sebagaimana ia biasa disapa, sebetulnya belum menjadi istri yang sah Tsipras, jika mengacu pada hukum perkawinan. Kendati demikian, mereka puluhan tahun telah hidup bersama dan dikaruniai dua orang anak.
Media di Yunani menyebut inilah untuk pertama kalinya Ibu Negara Yunani bukan seorang istri seorang PM.
Sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian, hari ini (27/1), Betty selama ini dikenal sebagai orang yang menghindarkan diri dari publikasi. Berbeda dengan Ibu Negara sebelumnya yang dikenal dengan gaya hidup glamor, gaya hidup dan penampilannya sederhana. Ia dan Tsipras selama ini tinggal bersama di sebuah apartemen di lingkungan kelas pekerja di distrik Kypseli, Athena.
Tumbuh dan besar di Thessaly, Yunani Tengah, Betty sudah menjadi aktivis kiri sejak masih di SMA. Disana ia bertemu pertama kali dengan Tsipras pada tahun 1987.
Seperti pasangannya, Betty berpartisipasi pada unjuk rasa gerakan pelajar pada pertengahan 80-an sebagai protes terhadap reformasi pendidikan. Mengambil studi teknik elektronika di University of Patras, Betty juga pernah terlibat dalam pertarungan hukum di pengadilan untuk membela gelar Ph.D seorang profesor wanita di universitas tersebut.
Betty adalah anggota Partai Pemuda Komunis Yunani dan ia lebih dulu bergabung dibandingkan suaminya. Bahkan dilaporkan, dialah yang mengajak suaminya bergabung ke partai itu.
Anak bungsu mereka diberi nama Ernesto, yang mengingatkan orang pada Ernesto Che Guevara, revolusioner Marxist dari Kuba.
Kemenangan Partai Syriza di Yunani dan munculnya Tsipras sebagai PM negara anggota zona euro itu, telah membuat shock sejumlah negara Eropa, khususnya Jerman. Selain karena haluan kiri Partai Syriza, retorika Tsipras yang selama kampanye ingin meninjau ulang perjanjian bantuan ekonomi dengan IMF dan European Union (EU), telah mendatangkan kekhawatiran akan prospek kebijakan ekonomi Yunani di masa mendatang.
Editor : Eben Ezer Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...