ITB Siap Buka Program Profesi Insinyur Mulai Januari 2017
BANDUNG, SATUHARAPAN.COM - Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya membuka Program Profesi Insinyur (PPI) pada Semester II 2016/2017. Lewat konferensi pers yang digelar di Gedung Annex pada hari Jumat (16/12), Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi DEA selaku Rektor ITB dan Prof Ir Bermawi Priyatna Iskandar MSc PhD, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, menyatakan ITB siap segera menyelenggarakan Program Profesi Insinyur dalam bentuk Program Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL), seperti yang dilansir situs itb.ac.id.
Program itu akan memberikan gelar insinyur (Ir) kepada sarjana teknik yang telah bekerja minimal 2 tahun, setelah melewati masa perkuliahan khusus selama satu semester di kampus ITB.
Latar Belakang Program Profesi Insinyur
Program Profesi Insinyur sejatinya diadakan demi memenuhi kebutuhan jumlah insinyur di masa modern ini. Saat ini jumlah insinyur di Indonesia hanya sekitar 2.671 insinyur per 1 juta penduduk.
Nilai itu masih cukup kecil apabila dibandingkan dengan jumlah insinyur yang dimiliki negara tetangga seperti Malaysia (3.333), Thailand (4.121) dan Vietnam (9.037). Padahal, pembangunan infrastruktur dan industri di Indonesia terus memperlihatkan kemajuan dari waktu ke waktu baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.
Atas dasar itulah, Pemerintah RI melalui Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang berada di bawah Kemenristekdikti memberikan mandat kepada 40 perguruan tinggi baik nasional maupun swasta, untuk menyelenggarakan Program Profesi Insinyur. Perguruan tinggi dipilih karena sesuai perundangan yang berlaku (UU No 20/2003, UU No 12/2012, dan UU No 11/2014) memang hanya perguruan tinggilah yang secara hukum memiliki kewenangan untuk memberikan gelar insinyur (Ir).
ITB, kemudian menyambut amanat itu dengan membentuk Tim Persiapan PPI dan mempesiapkan sumber daya manusia (SDM) penunjang program tersebut sejak tahun 2015.
Sesuai ketentuan, pelaksanaan PPI hanya boleh dibimbing oleh dosen yang telah memiliki sertifikat IPM (Insinyur Profesional Madya) atau IPU (Insinyur Profesional Utama).
ITB sudah memenuhi persyaratan itu, karena telah memiliki 50 dosen yang bersertifikat IPM dan IPU.
ITB juga telah membentuk unit organisasi yang akan mengelola PPI ini secara khusus. Unit ini juga sudah mulai membangun hubungan yang intens dengan PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dan kementerian-kementerian terkait. Kesemua hal ini menunjukkan keseriusan ITB sebagai perguruan tinggi teknik tertua untuk meluluskan para insinyur baru di Indonesia.
Perincian Program Profesi Insinyur
Program Profesi Insinyur yang akan diselenggarakan ITB nantinya terbagi ke dalam dua program besar, yakni Program Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) dan Program Pendidikan Reguler.
Pada semester II 2016/2017 nanti baru program RPL yang dibuka sementara program regular paling cepat dibuka pada semester I 2017/2018.
Program ini nantinya menjaring lebih kurang 370 sarjana teknik yang telah memiliki pengalaman kerja untuk mengambil gelar insinyur yang akan dibuka di 6 fakultas/sekolah yang telah siap, yakni Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM), Fakultas Teknik Mesin dan dirgantara (FTMD), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), dan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ( (STEI).
Pilihan program studi yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Pertambangan, Aeronautika dan Astronotika, hingga Rekayasa Pertanian.
Syarat untuk mengikuti program ini cukup mudah: memiliki latar belakang S1 dari Program Studi Teknik yang didapatkan dari perguruan tinggi terakreditasi A dan Prodi tersebut minimal terakreditasi B pada saat mendaftar PPI; pengalaman kerja di bidang keinsinyuran selama lebih dari 2 tahun; pengalaman kerja pada proyek di bidang keinsinyuran minimal sebanyak 4 proyek; mengisi daftar riwayat hidup singkat yang disediakan secara online.
Informasi selengkapnya mengenai penerimaan peserta akan dimuat di laman usm.itb.ac.id. Sementara itu pendaftaran program ini rencananya akan dibuka pada tanggal 19 sampai dengan 31 Januari 2017.
Editor : Sotyati
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...