Jangan Menyerah!
Suangyi pasti tahu bahwa untuk memiliki Rp 1.2 milyar/ 600.000 yuan, bila hanya bisa mengumpulkan Rp 80.000,-/ 37 yuan per dua bulan, dibutuhkan waktu 2.500-2.700 tahun. Tak ada manusia yang bisa hidup selama itu. Namun, dia tidak menyerah.
SATUHARAPAN.COM – Kisah heroik muncul dari Jiangxi, Tiongkok. Mo Suangyi, bocah berumur 10 tahun, kelas V SD itu, berjuang keras mengumpulkan Yuan (Mata uang Tiongkok) demi membiayai pengobatan dan kesembuhan ayahnya.
Semenjak ayahnya terkena Leukimia, kanker yang menyerang sel-sel darah putih, yang dalam istilah medisnya dikenal dengan sebutan neoplasma, Suangyi harus mengambil alih tanggung jawab ayahnya, dengan mengurus ayah, adik, dan neneknya, sebab ibunya tak diketahui keberadaannya. Selain membutuhkan penanganan medis yang serius dan segera, antara lain: penanganan obat farmasi, kemoterapi, terapi radiasi, pencangkokan sumsum tulang belakang, juga membutuhkan biaya yang sangat besar, paling tidak diperlukan 600.000 yuan atau sekitar Rp 1.200.000.000,- untuk kesembuhan ayahnya.
Suangyi pun bekerja keras menjadi pemulung, dengan mengumpulkan kardus-kardus bekas dan menjual ke pengepul. Selama dua bulan Suangyi telah berhasil menjual 350 kg barang bekas dan menabung sebanyak 37 yuan atau sekitar Rp 80.000,- Itu berarti sebulan Suangyi hanya bisa mengumpulkan 175 kg atau Rp 40.000,-
Yang menarik, Suangyi, sebagaimana diungkap shanghaiist.com, menulis dalam buku hariannya: ”Ayah tercinta, apa ayah tahu, kalau aku sudah mengumpulkan uang 37 yuan hasil penjualan barang bekas. Uang ini memang belum cukup untuk mengobati Ayah, tetapi Ayah tidak perlu khawatir, aku akan terus mencari uang. Aku takkan menyerah. Aku akan berhasil mengumpulkan uang untuk mengobati ayah. Ayah akan sembuh dan sehat kembali.”
Suangyi pasti tahu bahwa untuk memiliki Rp 1.2 milyar/ 600.000 yuan, bila hanya bisa mengumpulkan Rp 80.000,-/ 37 yuan per dua bulan, dibutuhkan waktu 2.500-2.700 tahun. Tak ada manusia yang bisa hidup selama itu. Namun, dia tidak menyerah.
Dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup, semangat Suangyi yang tak kenal menyerah bisa dijadikan contoh. Dia begitu yakin, bahwa dengan semangat, doa, dan usahanya, ayahnya akan berhasil disembuhkan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...