Jasad Imigran Ditemukan di Truk Austria
WINA, SATUHARAPAN.COM – Imigran dalam jumlah besar ditemukan tak bernyawa di sebuah truk di jalan raya di Austria, ungkap kepolisian pada Kamis (27/8).
Kendaraan yang berisi antara 20 hingga 50 jasad tersebut ditemukan di sebuah parkiran di jalan raya di negara bagian Bergenland, ungkap juru bicara kepolisian Austria, Hans Peter Doskozil, dalam sebuah konferensi pers dengan Menteri Dalam Negeri Austria, Johanna Mikl-Leitner.
“Tragedi ini benar-benar memengaruhi kami,” ujar Mikl-Leitner.
“Pelaku perdagangan manusia adalah penjahat. Siapa pun masih berpikir bahwa mereka adalah pembantu yang tidak bisa dibantu.”
Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan sejumlah pemimpin negara Balkan bertemu di Wina untuk mencari cara untuk bersama-sama mengatasi krisis migran terbesar yang melanda Eropa sejak Perang Dingin II.
Tahun ini telah tercatat sejumlah orang yang berusaha mencapai Uni Eropa (UE) melalui jalur laut dan darat untuk melarikan diri dari konflik di Afrika, Asia dan Timur Tengah.
Penemuan puluhan jasad imigran tersebut menjadi peringatan bagi Eropa untuk mengatasi krisis migran, ungkap Kanselir Jerman Angela Merkel.
“Kami semua terguncang oleh berita mengenaskan yang menyebutkan bahwa 50 orang meninggal karena para pelaku perdagangan manusia tidak peduli dengan hidup mereka,” ujar Merkel.
“Walaupun faktanya mereka mencari keselamatan dan perlindungan, namun yang terjadi malah berakhir tragis,” kata dia melanjutkan.
“Ini adalah peringatan bagi kami untuk mengatasi isu imigran dengan cepat,” katanya kepada delegasi di KTT yang isunya didominasi oleh krisis migran.
Kepolisian Austria menemukan jasad migran dalam sebuah truk dengan nomor plat Hungaria yang diparkir di sisi jalan tol dekat perbatasan Slovakia dan Hungaria.
Mereka mengatakan bahwa mungkin ada sebanyak 50 jasad di dalam truk itu, tapi penyebab kematian belum jelas. Truk tersebut dipercaya telah berada di sana sejak Rabu (26/9).
Ia mengatakan bahwa negara-negara Balkan wilayah barat tengah menghadapi tantangan besar terkait gelombang imigran yang berusaha masuk ke Uni Eropa.
“Beberapa dari mereka merupakan negara-negara transit dan sejak itu mereka menghadapi situasi ekonomi yang sulit. Mereka pun menghadapi tantangan besar,” kata Kanselir Jerman.
Kanselir Austria, Werner Faymann, mengatakan bahwa tragedi tersebut “sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya upaya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang ini dengan memerangi kriminalitas dan penyelundupan manusia.”(kn/wy)
Antara Januari sampai Juli tahun ini, sekitar 102.000 imigran masuk ke UE melalui Makedonia, Serbia, Bosnia dan Herzegovina, Albania, Montenegro atau Kosovo, kata lembaga perbatasan Frontex UE.
Pekan lalu, Makedonia menyatakan status darurat dan menutup perbatasannya dengan Yunani selama tiga hari karena mereka tidak mampu mengatasi arus masuk imigran ke negara tersebut.
Di KTT itu, para diplomat tinggi dari Makedonia dan Serbia meminta bantuan lebih besar dari UE, mengatakan bahwa uang yang ditawarkan sejauh ini tidak cukup dan mereka membutuhkan bantuan dalam cara lain.
Merkel sempat menunjukkan bahwa beberapa imigran yang berusaha mencapai Uni Eropa adalah warga Balkan Barat sendiri yang tidak mungkin untuk menerima suaka di blok tersebut.
“Kabar sulitnya.. adalah orang-orang dari negara Balkan yang mengajukan permohonan suaka harus kembali ke negara mereka. Dengan begitu, kami dapat fokus membantu orang-orang yang benar-benar menderita akibat perang dan penganiayaan,” ujar Merkel. (AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...