JATAM Luncurkan Peta Krisis Dapil untuk Mengenali Caleg
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Institute Hijau Indonesia Chalid Muhammad menyambut baik peluncuran peta krisis daerah pemilihan (dapil) yang diluncurkan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) di Jakarta pada Rabu (26/3). Peta ini mengidentifikasi krisis ruang hidup dan mengindikasi keterlibatan calon legislatif (caleg) dengan peningkatan krisis yang terjadi diakibatkan eksploitasi tambang.
Chalid Muhammad berpendapat dengan peta yang dapat diakses online ini maka masyarakat akan mengenal betul sosok-sosok caleg yang hadir dalam pemilihan legislatif 9 April nanti.
“Jika orang yang akan dipilih tinggal di Jakarta atau di Bekasi tetapi mewakili dapil Papua sana apa akan bersuara tentang Papua? Saya merasa tidak yakin? Itu mustinya mereka lihat.” kata Chalid Muhammad.
Aktifis lingkungan ini juga mengingatkan masyarakat dalam memilih caleg supaya tidak menyandarkan pada kesamaan daerah, asal usul, dan latar belakang.
“Apakah orang yang tinggal di kampungnya tetapi juga merupakan pelaku eksploitasi tambang patut untuk dipilih? Belakangan ini primordialisme menjadi semakin kuat sekali di dalam politik. Karena dia suku saya, dari daerah saya, maka saya akan memilihnya. Padahal saya tahu kalau dia itu bagian dari pelaku kerusakan," kata dia.
Chalid Muhammad berharap informasi yang disediakan JATAM dapat mendidik masyarakat supaya memilih caleg dengan tepat melalui informasi itu. Karena dalam masa kampanye ini belum ada satu pun partai politik atau bakal calon presiden yang terang-terangan akan menyelesaikan kasus-kasus eksploitasi pertambangan atau pun sengketa agraria.
Chalid menegaskan bahwa tidak adanya janji atau tanggapan dari caleg/capres atas penyelesaian kasus eksploitasi tambang justru menegaskan dugaan masyarakat adanya dukungan besar perusahaan tambang terkait partai politik.
Sementara JATAM juga melihat belum ada partai politik dan calon presiden yang memiliki visi dan misi memperbaiki persoalan lingkungan, khususnya mengenai pertambangan.
Koordinator JATAM Hendrik Siregar mengatakan, “Krisis terjadi di 77 dapil saat ini nyaris seragam. Persoalan lingkungan yang tak kunjung selesai, perampasan lahan rakyat, konflik horizontal, pelanggaran HAM, kerusakan lingkungan hingga kemiskinan.
Dalam peluncuran peta krisis daerah itu hadir para korban eksploitasi tambang. Di antaranya seperti Harwati mewakili korban lumpur Lapindo Sidoarjo, Umbu Djanji korban kriminalisasi PT Fathi Resources Sumba Timur, Burhanuddin perwakilan korban tambang Sulawesi Tengah, dan Meli korban tambang dari Bengkulu.
Peta krisis dapil dan keterlibatan partai dapat dilihat di situs berikut http://jatamnas.org/?page_id=497.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...