Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 12:38 WIB | Selasa, 11 Februari 2014

Jejak Kaki Berusia 800,000 Tahun Ditemukan di Pantai Inggris

Jejak Kaki Berusia 800,000 Tahun Ditemukan di Pantai Inggris
Jejak-jejak kaki di Pantai Happisburgh diperkirakan berasal dari sekelompok keluarga manusia purba. (Foto-foto: bbc.co.uk)
Jejak Kaki Berusia 800,000 Tahun Ditemukan di Pantai Inggris
Cekungan-cekungan berbentuk jejak kaki berukuran kecil, diperkirakan milik anak dari keluarga manusia purba tersebut.
Jejak Kaki Berusia 800,000 Tahun Ditemukan di Pantai Inggris
Cetakan jejak kaki pertama kali disadari ketika pasang surut membuka cekungan.

NORFOLK, SATUHARAPAN.COM – Jejak kaki yang diperkirakan berusia lebih dari 800,000 tahun ditemukan di pantai Happisburgh, Inggris, demikian dilaporkan BBC News pada Jumat (7/2).

Para ilmuwan telah menemukan bukti awal jejak kaki manusia purba di luar Afrika, di Norfolk Coast, di Inggris Timur. Jejak kaki-jejak kaki itu disinyalir sebagai bukti langsung tentang manusia purba di Eropa bagian utara.

Perincian dari hasil penemuan itu telah dipublikasi di jurnal ilmiah Plos One.

Jejak kaki yang ditemukan itu digambarkan sebagai “salah satu penemuan terpenting, yang telah ditemukan di pantai (Inggris),” ujar Dr Nick Ashton dari Musium British.

“Ini akan menulis ulang pemahaman kita tentang pekerjaan manusia purba di Inggris dan tentu di Eropa,” ujarnya kepada Pallab Ghosh, koresponden sains BBC News.

Tanda-tanda tersebut pertama kali diidentifikasi pada Mei tahun lalu selama terjadi pasang surut. Air laut telah mengikis pasir pantai yang membuka serangkaian cekungan panjang.

Dr Ashton menjelaskan bagaimana ia dan koleganya tak sengaja menemukan cekungan itu.

“Saat itu, saya terheran-heran apa ini benar-benar terjadi? Jika ini benar, jejak-jejak tersebut kemungkinan jejak kaki manusia purba di luar Afrika dan itu benar-benar menakjubkan,” Dr Ashton mengungkapkan keheranannya.

Penemuan jejak kaki merupakan hal yang sangat jarang. Jejak kaki di Happisburgh tersebut merupakan satu-satunya penemuan di Eropa pada zaman ini dan hanya ada tiga set jejak yang lebih tua, dan semuanya ditemukan di Afrika.

“Awalnya, kami tidak yakin dengan apa yang kami lihat,” Dr Ashton mengatakan, “tapi kemudian ini menjadi jelas bahwa cekungan itu menyerupai jejak-jejak kaki.”

Cekungan-cekungan itu tersapu air tak lama setelah mereka diidentifikasi. Namun, tim tersebut sempat merekam jejak-jejak itu melalui video yang akan dipertontonkan dalam pameran di London’s Natural Museum bulan ini.

Video itu menunjukkan para peneliti yang berada dalam situasi dingin, berkendara di bawah hujan, berpacu dengan waktu untuk merekam cekungan-cekungan itu. Dr Ashton mengingat bagaimana mereka berusaha menyekop air hujan dari jejak-jejak itu sehingga dapat diambil gambarnya.

“Namun, hujan memenuhi cekungan secepat kami mengosongkan mereka,” ujarnya lagi.

Tim peneliti tersebut mengambil pengamatan tiga dimensi pada jejak-jejak tersebut selama dua minggu ke depan.

Berdasarkan analisa terhadap perincian penemuan yang terlihat dalam gambar yang diambil oleh tim, Dr Isabelle De Groote dari Liverpool John Moores University membenarkan cekungan-cekungan tersebut adalah jejak kaki manusia.

Dr De Groote mengatakan jejak-jejak itu kemungkinan berasal dari lima orang, yaitu seorang laki-laki dewasa dan beberapa anak.

Ia juga mengatakan ia bisa membuktikan hak, lengkung, dan bahkan jari-jari kaki dari gambar-gambar rekaman penemuan itu. Yang terbesar mungkin berukuran sepatu 8 di Inggris (atau ukuran 42 di Eropa; dan ukuran 9 di Amerika).

“Ketika saya diceritakan tentang jejak-jejak itu, saya benar-benar terpana,” Dr De Groote mengatakan kekagumannya.

“Jejak-jejak itu tampaknya milik seorang laki-laki dewasa dengan tinggi 5 kaki 9 inci (setara 175cm), yang terpendek berukuran 3 kaki (setara 91cm). Jejak kaki besar lainnya kemungkinan berasal dari laki-laki dewasa muda atau jejak yang ditinggalkan oleh perempuan. Secara sekilas, yang bisa kita lihat adalah sebuah keluarga yang pindah bersama menyeberangi daratan.”

Belum jelas siapa manusia purba itu. Salah satu kemungkinan, mereka termasuk Homo antecessor, yang dikenal hidup di Eropa bagian selatan. Ada pandangan orang-orang itu sedang melakukan perjalanan ke apa yang sekarang disebut Norfolk, menyeberangi daratan di Inggris ke seluruh Eropa jutaan tahun lalu.

Mereka mungkin menghilang sekitar 800.000 tahun lalu karena iklim yang jauh lebih dingin tak lama setelah jejak-jejak itu dibuat.

Tak sampai 500.000 tahu lalu, spesies yang disebut Homo heidelbergen hidup di Inggris. Diperkirakan spesies itu yang kemudian berkembang menjadi Neanderthal (spesies yang terdekat dengan Homo sapiens, Red) sekitar 400.000 tahun lalu – waktu yang bersamaan dengan kedatangan spesies kita, Homo sapiens.

Tidak ada fosil antecessor di Happisburgh, namun bukti kehadiran mereka semakin kuat dari hari ke hari.

“Pada 2010, tim penelitian yang sama menemukan peralatan batu yang digunakan oleh manusia dari spesies tersebut. Dan penemuan jejak-jejak saat ini mengkonfirmasi tentang keberadaan manusia di Inggris sekitar jutaan tahun lalu,” ujar Prof Chris Stringer dari Natural History Museum, yang juga terlibat dalam penelitian di Happisburgh.

“Penemuan ini memberikan kami lebih banyak bukti konkret tentang adanya manusia di sana,” ujarnya.

“Sekarang kita bisa mulai memperhatikan sekelompok manusia dan kegiatan mereka sehari-hari. Dan jika kita terus memperhatikan, kita akan menemukan lebih banyak bukti darinya, mudah-mudahan bahkan bisa menemukan fosil manusia. Itu adalah mimpi saya.” (bbc.co.uk)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home