Jelang Konferensi Iklim Paris, Hollande Sambut Rencana AS
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Prancis, Francois Hollande, Selasa (4/8), menyambut rencana Amerika Serikat untuk memangkas emisi karbon sebagai “kontribusi besar” terhadap konferensi iklim global mendatang di Paris.
Presiden AS Barack Obama menguraikan rencananya pada Senin (3/8), yang menekan pemilik pembangkit listrik dalam memangkas emisi karbon dioksida gas rumah kaca, yang paling umum menyebabkan perubahan iklim untuk pertama kalinya.
“Rencana ini merupakan langkah utama dalam dekarbonisasi perekonomian AS,” kata Hollande dalam pernyataannya yang dikutip dari AFP, dan telah memuji keberanian Obama dalam menyelesaikan proyek tersebut. Ini kontribusi besar bagi keberhasilan konferensi perubahan iklim yang dilangsungkan di Paris.
Obama mengatakan, pemilik pembangkit listrik harus memangkas emisi karbon dioksida hingga 32 persen dari tingkat 2005 pada 2030, sebuah langkah yang disambut Uni Eropa, tetapi belum cukup untuk rem pemanasan global berbahaya.
Pembangkit listrik mencapai sekitar sepertiga dari emisi CO2, dan gas rumah kaca yang paling melimpah dan kontributor utama pemanasan global buatan manusia. Amerika Serikat adalah terbesar kedua penghasil gas rumah kaca di dunia setelah Tiongkok.
Politisi dan analis mengatakan, rencana Obama, membuat Partai Republik akan menghadapi perlawanan sengit. Namun demikian Obama memperingatkan, perubahan iklim akan mengancam generasi mendatang jika dibiarkan.
Ia menyerukan rencananya di sebuah acara di Gedung Putih pada hari Senin (3/8), pembatasan karbon dioksida yang belum pernah terjadi sebelumnya, adalah "langkah paling penting" yang pernah diambil Amerika untuk memerangi perubahan iklim.
Langkah Obama merupakan tantangan ke seluruh dunia untuk mengambil tindakan serius, melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk menyelesaikan perjanjian perubahan iklim pada akhir tahun ini
Peraturan baru ini banyak menimbulkan perdebatan, dan hal tersebut menjadi isu politik dalam pencalonan presiden Amerika mendatang, dengan cara memanfaatkan isu tersebut.
Untuk pihak kubu Demokrat, mengumpulkan isu perubahan iklim global adalah cara untuk memberi energi bagi pendukungnya. Sedangkan bagi Partai Republik, tindakan Obama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, memberatkan bisnis dan ekonomi Amerika.
Kepala Program Lingkungan PBB Achim Steiner yang dikutip dari the guardian.com menyambut baik rencana sebagai "sinyal penting" menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Paris, dan mengatakannya untuk "meningkatkan momentum."
"Lawan Presiden Obama benar-benar tepat untuk menyebutnya 'perang terhadap batubara'," kata Richard Black Director of the Energy and Climate Intelligence Unit
Ahli ekonom iklim Nicholas Stern menunjukkan emisi gas dari pembakaran batubara dua kali lebih besar dibanding dari gas alam per unit pembangkit listrik.
"Membatasi polusi dari pembangkit listrik di Amerika Serikat akan meningkatkan kesehatan Amerika, memperkuat ekonomi, memacu inovasi dan pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan, memberi contoh dunia, dan mempromosikan prospek yang lebih ambisius kesepakatan internasional tentang perubahan iklim," katanya.
Paris akan menyelenggarakan konferensi iklim PBB pada akhir tahun. Penyelenggara berharap dapat merampungkan kesepakatan dalam membatasi pemanasan global pada tingkat dua derajat celsius di atas tingkat praindustri. (AFP/Ant/theguardian.com)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...