Jelang Referendum Skotlandia, AS Angkat Suara

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat turut menyuarakan pendapatnya dalam debat sengit kemerdekaan Skotlandia pada Senin (15/9), mengisyaratkan bahwa pihaknya berharap “hubungan istimewanya” dengan sekutu Inggris terus “bersatu”.
Juru bicara Gedung Putih John Earnest menegaskan bahwa Washington menghormati hak Skotlandia untuk memutuskan masa depan mereka dalam referendum pada Sabtu, namun mengharapkan mitra yang “kuat, kokoh dan bersatu.”
Komentar tersebut sama dengan pernyataan Presiden Barack Obama saat dia berdiri berdampingan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Brussel pada tahun itu.
Namun, tiga hari menjelang pemungutan suara Skotlandia mengenai apakah mereka akan mengakhiri 300 tahun persatuannya dengan Inggris, pernyataan tersebut mengisyaratkan kekhawatiran AS akan melemahnya sekutu NATO dan Dewan Keamanan PBB.
“Itu merupakan keputusan yang harus dibuat Skotlandia,” ucap Earnest.
“Kami tentu menghormati hak individual Skotlandia untuk membuat keputusan dengan cara seperti itu (referendum),” tambahnya.
“Namun... kami ingin melihat Inggris tetap kuat, kokoh, bersatu dan merupakan mitra yang efektif.” (AFP)

Tentara Ukraina Menolak Desakan Perdamaian Trump-Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan perdamaian pekan ini antara Rusia dan Amerika Serikat yang bertuju...