Jerman AS dan Prancis Kritik Turki Karena Blokir Twitter
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat (21/3) mengkritik pemerintah Turki karena memblokir Twitter, dengan juru bicaranya menggunakan jejaring sosial untuk menyampaikan pesan tersebut.
Di dalam masyarakat yang bebas, terserah masyarakat untuk memutuskan bagaimana berkomunikasi, bukan negara, tulis juru bicara Merkel, Steffen Seibert, melalui akun Twitter, seraya membuat hastag untuk Turki.
Twitter di Turki diblokir pada Kamis malam, beberapa jam setelah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengecam akan menghapus layanan micro-blogging itu.
Erdogan semakin tertekan sejak rekaman audio yang tersebar di Twitter dan media sosial lainnya tampaknya menjadikannya pusat skandal terkait masalah korupsi besar-besaran.
Jerman adalah rumah bagi sekitar tiga juta orang keturunan Turki.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki pada Jumat mengatakan aksi pemblokiran Turki pada Twitter adalah "bertentangan dengan keinginan Turki untuk menjadi model demokrasi."
Sementara Prancis pada hari Jumat mengecam Turki dengan mengatakan bahwa calon anggota Uni Eropa tersebut harus menghormati kebebasan berekspresi dan hak-hak dasar lainnya.
"Sebuah keputusan mengejutkan dari pemerintah Turki. Sangat bertentangan dengan kebebasan berekspresi dan komunikasi yang merupakan prinsip-prinsip fundamental," kata juru bicara kementerian luar negeri Prancis Romain Nadal.
"Turki harus menghormati komitmennya sebagai calon (anggota Uni Eropa) khususnya di bidang hak-hak dasar, termasuk kebebasan berekspresi," kata Nadal. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...