Jerman Selidiki Ektremis Pascaledakan Bus Dortmund
DORTMUND, SATUHARAPAN.COM - Penyelidik Jerman pada Kamis (13/4) memfokuskan penyelidikan mereka pada tiga ledakan yang mengguncang bus tim sepak bola Borussia Dortmund kepada seorang tersangka "ekstremis” tunggal yang sudah ditahan, setelah klub tersebut kembali ke lapangan.
Ledakan tersebut membuat pemain Dortmund asal Spanyol Marc Bartra dan seorang polisi terluka, dengan bom yang "berisi potongan logam tersebut " meledak beberapa menit setelah bus tim berangkat untuk mengantar para pemain berlaga melawan Monaco di Liga Champions pada Selasa malam.
Para pendukung dari kedua klub itu menyatakan solidaritas di sebuah stadion yang penuh, laga perempat final leg pertama digelar di kota barat Jerman 24 jam kemudian, dengan Monaco meraih kemenangan 3-2.
Para penyelidik mengejar seorang terduga tersangka ledakan itu "yang terkait teroris," setelah tiga surat serupa ditemukan di lokasi kejadian.
"Kemungkinan berlatar belakang ekstremis," kata juru bicara kantor jaksa federal Frauke Koehler, sambil menyatakan bahwa surat tersebut menuntut Jerman menarik misi pengintaian anti-ISIS Tornado dan menutup pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di kota Ramstein, Jerman.
Penyelidikan tersebut berfokus pada dua tersangka "dari spektrum ekstremis" katanya, sambil menambahkan bahwa rumah mereka sudah digerebek dan satu orang berhasil ditahan.
Para penyelidik mempunyai waktu sampai Kamis untuk menentukan apakah akan menangkapnya, atau membebaskannya.
Media lokal mengidentifikasi tersangka sebagai warga Jerman berusia 28 tahun dan warga Irak berusia 25 tahun, dengan orang terakhir sedang ditahan.
Salah satu dari dua orang itu bisa saja dekat dengan tempat kejadian pada saat ledakan tersebut terjadi, kata mereka, mengutip sumber keamanan yang namanya tidak disebutkan. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...