Mesir Tambah Pengamanan di Sekitar Gereja Jelang Paskah
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Mesir menambah pengamanan di wilayah gereja menjelang Paskah pada hari Minggu (16/4). Seperti yang dapat dilihat di luar Gereja Katedral St. Mark di Kairo, kursi Paus Koptik Ortodoks, puluhan petugas kepolisian ditempatkan di semua pintu masuk gereja, memeriksa setiap mobil dan memindai semua wilayah.
Perayaan Paskah yang biasanya meriah ini ternoda oleh dua insiden menakutkan yaitu pemboman di kota Tanta dan Alexandria yang menewaskan 45 orang pada hari Minggu (9/4) lalu yang bertepatan dengan Minggu Palma sebagai tanda dimulainya Pekan Suci Kristen Koptik.
Peningkatan keamanan gereja yang dilakukan oleh petugas kepolisian di sejumlah gereja dimaksudkan untuk mengembalikan rasa aman bagi Koptik Mesir di tengah intimidasi minoritas yang sempat dideklarasikan oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah menyatakan bertanggung jawab atas pemboman tersebut. Bagaimanapun, peningkatan keamanan dapat sedikit membantu melawan efek dari serangan berulang di gereja-gereja Koptik dalam beberapa tahun terakhir.
"Meskipun tingkat ukuran keamanan ditambah, namun tidak ada yang dapat menghentikan seorang pelaku bom bunuh diri dengan keyakinan jihadnya untuk meledakkan gereja,” kata pengurus Gereja Koptik, Emad Thomas kepada AP, hari Rabu (12/4). Namun, dia percaya jemaat gereja Koptik tetap akan menghadiri kebaktian pada hari Minggu karena mereka akan terus pergi ke gereja meskipun ada serangan sebelumnya.
“Jemaat Koptik Mesir hanya percaya pada Tuhan, bukan dalam langkah-langkah keamanan,” kata dia.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengumumkan pada hari Rabu (12/4) identitas pelaku bom bunuh diri gereja Alexandria. Mereka mengatakan, pelaku masih ada hubungannya dengan kelompok teroris yang sama yang pernah melakukan bom bunuh diri pada Desember tahun lalu.
Pelaku bom bunuh diri itu adalah Mahmoud Hassan Mubarak Abdallah, seorang pekerja berumur 30 tahun di sebuah perusahaan minyak dan mereka merilis fotonya. Mereka juga merilis nama dan gambar pelaku lain yang teridentifikasi sebagai anggota buronan dari kelompok yang sama, dengan menawarkan hadiah sebesar USD 5.510 atau sekitar Rp 73 miliar untuk mencari keberadaan mereka.
Departemen kesehatan mengatakan enam orang Muslim turut tewas dalam kejadian di gereja Alexandria.
Di luar Gereja Katolik Roma St. Joseph di pusat kota Kairo, sebuah tank militer ditempatkan dengan lima prajurit di atasnya – yang merupakan salah satu langkah nyata janji Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi tentang tiga bulan masa darurat Mesir.
Di selatan kota Assiut, pasukan keamanan menutup area seluas 100 meter di sekitar gereja besar. Seorang sumber keamanan setempat mengatakan bahwa agen keamanan akan disebar menjelang kebaktian hari Minggu dan unit khusus akan dibentuk di direktorat keamanan untuk menerima laporan tentang orang yang mencurigakan di sekitar gereja. Sebuah sumber militer mengatakan bahwa pasukan sudah mulai berpatroli di kota dan akan ditempatkan di seluruh kota sebelum hari Minggu. Kedua petugas tersebut meminta identitasnya dirahasiakan karena mereka tidak memiliki wewenang untuk berbicara kepada media.
Di Minya, merupakan rumah bagi penduduk beragama Kristen Koptik di negara ini. Gereja Koptik Ortodoks mengatakan bahwa perayaan hanya akan terbatas pada doa-doa liturgis tanpa perayaan yang meriah sebagai wujud solidaritas untuk korban pada hari Minggu lalu.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...