Jihadis Tewaskan 50 Pemberontak Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Kelompok jihadis menewaskan sedikitnya 50 rival pemberontak pada Minggu (5/1) dalam perpecahan baru di perang brutal Suriah, kata Observatorium Hak Asasi Manusia (HAM) Suriah. Observatorium mengutip para pemberontak dan petugas medis.
Para pemberontak tewas dalam pertempuran, pengeboman mobil, dan juga eksekusi oleh tentara yang setia kepada Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL).
Kelompok afiliasi Al-Qaeda itu bergerak menuju Suriah akhir musim semi tahun lalu di tengah pemberontakan bersenjata terhadap Presiden Bashar al-Assad.
Kematian terbaru muncul pada hari ketiga pertempuran yang dimulai ketika pemberontak, termasuk gerilyawan Islam, menyerang pos pemeriksaan dan pangkalan yang diawaki oleh ISIL.
ISIL dituduh melakukan penyerangan mengerikan di beberapa area tempat para pejuang beroperasi. Mereka juga dituduh ingin mendominasi dengan merebut jalan-jalan utama dan pos pemeriksaan dari rivalnya, dan beberapa penentang Assad menuduhnya melayani kepentingan rezim.
Sedikitnya sembilan pejuang ISIL ikut tewas pada Minggu, kata Observatorium yang berbasis di Inggris tersebut.
Sebagian besar korban tewas non-ISIL berada di Provinsi Aleppo dan Idlib, tempat pertempuran berfokus sejak Jumat (3/1).
Di antara korban tewas ada tujuh orang yang dieksekusi oleh ISIL di Harem, Idlib.
Bentrokan juga terjadi di Provinsi Raqa dan Hama pada Minggu, menandakan bahwa pertempuran sudah menyebar ke provinsi-provinsi utara,
Sejumlah pejuang dari kedua belah pihak tewas dalam tiga hari terakhir, menurut Observatorium.
“Para pemberontak mendapatkan kemenangan signifikan (sejak Jumat) di bagian barat Provinsi Aleppo, di utara Idlib, dan timur Maaret-al-Numan (Idlib),” ujar direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman.
Observatorium juga mengatakan para pejuang ISIL meletakkan senjata mereka dan menarik diri dari beberapa daerah termasuk Daret Izza, tanpa memberikan perincian lebih lanjut. (AFP/Ant)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...