Jika Bumi Memperlakukan Kita seperti Kita Memperlakukannya
SATUHARAPAN.COM - Planet Bumi belum menemukan cara untuk melawan manusia. Lewat video, kelompok komedi Garlic Jackson, memberi kesempatan pada alam untuk meperlakuan manusia seperti manusia memperlakukan alam.
Ambil sampah yang telah Anda buang secara sembarangan, sebelum bumi menimbun Anda dengan sampah!
Bumi telah cukup lama bersabar melihat apa yang telah dilakukan umat manusia pada bumi: sampah berserakan yang mengotori alam, udara yang terpolusi akibat penggunaan aerosol, laut yang tercemar akibat tumpahan minyak, udara yang terpolusi akibat 40 miliar ton karbondioksida, lahan hutan yang semakin berkurang, ketidakacuhan kita akan masalah perubahan iklim.
Bumi telah muak
Lewat video yang diunggah di YouTube, Alexis G. Zall dan kelompok Garlic Jackson, seperti yang diberitakan dalam dw.com, mereka berupaya memberi peringatan pada kita, apa yang telah kita lakukan pada Bumi tempat kita tinggal. Video ini berupaya menyadarkan kita semua dengan menempatkan manusia pada posisi Bumi.
Masalah Sampah Plastik
-Sampah dari Darat ke Laut, bagaimana kantong plastik, botol dan pengemas lain sampai ke lautan? 80 persen sampah itu berasal dari daratan. Tempat penampungan sampah yang terbuka seperti di Inggris dan Belanda menyebabkan sampah bisa terbawa angin. Lewat sungai, sampah kemudian sampai ke laut.
-Ratusan ton sampah plastik di laut, bagi banyak orang yang berlibur di tepi pantai, skenario sampah di tempat wisata ini tentu tidak asing lagi. Sesuatu menyentuh kaki, tetapi bukan ikan langka melainkan sobekan kantung plastik.
-Sampah plastik di laut terus bertambah 100 juta hingga 150 juta ton sampah yang ditemukan di laut adalah sampah plastik. Jumlahnya terus bertambah, sekitar 6,5 juta ton per tahunnya. Menurut keterangan program lingkungan PBB, sekitar 13.000 partikel plastik bisa ditemukan di setiap kilometer persegi areal laut.
-Plastik sulit terurai, ini sebagian dari sampah yang ditemukan di laut. Kebanyakan terbuat dari plastik. Masalahnya, hingga plastik terurai kembali, diperlukan waktu hingga 500 tahun.
-Laut menderita, masalah paling besar ditimbulkan kantung plastik dan bola-bola plastik berukuran kecil, yang sering terdapat pada produk untuk peeling seperti sabun mandi. Karena bola-bola itu begitu kecil hingga tidak tersaring instalasi pemurnian air.
-Kantong plastik jadi kompos? Kantong dari plastik organik pada awalnya bertujuan untuk mengurangi masalah sampah palstik. Namun, plastik organik ini ada yang mengandung lebih dari 60 persen minyak bumi dan tidak bisa diolah menjadi kompos maupun didaur ulang.
-"Uang Jaminan" bagi botol plastik, di Jerman, salah satu upaya mengurangi sampah plastik adalah dengan menerapkan aturan jaminan bagi botol kemasan minuman. Pembeli harus membayar sejumlah uang untuk kemasannya. Uang jaminan itu akan dikembalikan lagi oleh penjual, jika si pembeli mengembalikan botol bekasnya.
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...