Joe Farman, Penemu Lubang Ozon, Tutup Usia
CAMBRIDGE, SATUHARAPAN.COM - Joe Farman, seorang ilmuwan Inggris yang menemukan adanya lubang pada lapisan ozon di atas kutub selatan, telah meninggal dunia pada hari Sabtu (11/5) di Cambridge, Inggris karena sakit.
Dr. Joe Farman mempublikasikan penemuan lubang ozon bersama dua rekannya, Brian Gardiner dan Jon Shanklin dalam jurnal Nature pada tahun 1985. Penemuan tersebut mendorong lahirnya Protokol Montreal, yaitu perjanjian internasional yang mengontrol produksi dan penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) di seluruh dunia.
Joe Farman telah menerima banyak penghargaan, dia meninggal di usianya yang ke- 82. Prof Alan Rodger, pejabat Direktur British Antartic Survey (BAS) mengatakan, Dr. Joe Farman seorang ilmuwan yang sangat baik dan karyanya mengubah cara kita melihat dunia dan alam. Setelah penemuannya tentang lubang ozon, dia menjadi duta yang aktif untuk penyelamatan planet kita, kata dia.
Dalam satu wawancara dengan BBC News pada peringatan 25 tahun penemuan lubang ozon, Farman mengatakan bahwa lingkungan kita masih tetap mengalami kerusakan dengan berbagai cara.
Ketika masih hidup, Dr. Joe Farman dikenal sebagai ilmuwan yang menentang habis-habisan negara dan politikus dunia yang menggunakan isu emisi CO2 sebagai komoditas politiknya. Dr Farman juga mengkritik keras pemerintah karena gagal untuk memastikan bahwa semua bahan kimia perusak ozon dilacak dan hancur. CFC yang biasa digunakan pada alat pendingin, termasuk yang kemudian dihentikan penggunannya. Namun beberapa pengganti CFC adalah gas-gas rumah kaca yang potensial merusak ozon.
Setelah lulus dari Universitas Cambridge, Farman bekerja sebagai staf peneliti di Falkland Islands Dependency Survey BAS pada tahun 1956. Sekkembali ke universitas dia memberikan perhatian besar pada pengamatan ozon di benua Antartika.
Dr. Farman telah mendapatkan beberapa penghargaan di antaranya medali bidang lingkungan dari masyarakat industri petrokimia, penghargaan dan medali dari The Chree. Dia juga pernah mengajar di beberapa Universitas, yaitu Universitas Sussex, Universitas Angila Polytechic, University Colorado di Boulder dan universitas Hertfordshire.
Dr Farman lulus dari Universitas Cambridge tahun 1956, dan terlibat dalam banyak penelitian tentang alam. Perjalanan penelitian terakhirnya ke Antartika pada tahun 1990, sebelum ia pensiun.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...