Johan: 3 Orang Ditangkap OTT oleh KPK

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM  – Pelaksana tugas (Plt) Pemimpin Komisi Pemberantasan Korupi (KPK) Johan Budi SP mengatakan ada tiga orang yang ditangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Kamis (9/4) kemarin.

"Yang di Bali (ditangkap) di kawasan Sanur pukul 18.45 WITA, yang di Jakarta (ditangkap) pukul 18.49," kata Johan, di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna said, Jakarta Selatan, Jumat (10/4).

Johan menjelaskan, dua orang yang ditangkap di Bali, berinisial A dan AK. A merupakan mantan bupati dan sekarang berstatus sebagai anggota DPR. Sedangkan AK seorang messenger.

"Keduanya saat itu itu diduga melakukan transaksi di TKP," kata Johan.

Johan menjelaskan, dalam TKP tersebut penyidik menemukan sejumlah uang dalam bentuk mata uang dollar Singapura dan rupiah. Ia tidak tahu persis, berapa jumlah keseluruhan uang tersebut.

Sedangkan, di Jakarta, KPK menangkap seorang pengusaha berinisial AH. Ia ditangkap di sebuah hotel di kawasan Senayan.

Ketiga orang tersebut diperiksa sebagai terperiksa. Dugaan sementara, mereka tersangkut dugaan kasus suap dalam penerbitan izin di Kalimantan.

"Diduga berkaitan dengan pemberian izin sebuah lokasi di Kalimantan. Ini kaitannya dengan pengurusan izin SIUP," katanya.

Johan berpendapat KPK mengamankan tiga orang dari dua lokasi berbeda dalam operasi tangkap tangan di Jakarta dan Bali. Menurut Johan hasil operasi tangkap tangan ini diduga berkaitan dengan dugaan korupsi pengurusan izin usaha.

"Perlu kami jelaskan, (OTT) diduga berkaitan dengan pemberian izin sebuah lokasi di Kalimantan. Belum bisa detail, masih simpang siur tapi berkaitan dengan perizinan, SIUP," kata dia.

Ketiganya kini tengah menjalani pemeriksaan intensif bersama penyidik KPK. Hingga berita ini diturunkan, status A, AK dan AH masih sebagai terperiksa dan belum ada peningkatan status.

Meski operasi tangkap tangan itu dilakukan di dua lokasi berbeda, Johan Budi memastikan ketiganya berkaitan satu sama lain. Selain mengamankan ketiganya, KPK juga mengamankan sejumlah uang dalam pecahan dollar Singapura dan rupiah. Namun KPK belum mendapat informasi terkait jumlah uang tersebut.

Editor : Sotyati