Jokowi Beri Kesempatan Seluas-luasnya Kepada Investor Malaysia
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo menawarkan kesempatan seluas-luasnya kepada para investor dari Malaysia dalam berbagai bidang usaha seperti pembangunan jalan tol, infrastruktur kereta api, pelabuhan, bandar udara hingga pembangkit listrik.
Ajakan itu ditegaskan Presiden Jokowi seusai pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak di kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Malaysia, Jumat (6/2).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi turut pula membicarakan isu-isu bilateral yang menjadi prioritas seperti kerja sama perbatasan maritim, peningkatan perdagangan dan investasi, penanganan nelayan, pengiriman tenaga kerja serta membahas terkait pendidikan anak-anak untuk pekerja Indonesia di Sabah dan Serawak.
Untuk kerja sama perbatasan maritim kedua belah pihak sepakat untuk membentuk komite teknis dan ketua juru runding agar permasalahannya cepat diselesaikan.
"Soal perbatasan maritim sudah terlalu lama sehingga dengan adanya tim tersebut diharapkan bisa cepat diselesaikan," ungkap Presiden Jokowi.
Sedangkan mengenai penanganan nelayan yang masuk di wilayah yang masih abu-abu (belum disepakati) maka mereka tidak ditangkap tapi diusir untuk keluar dari wilayah tersebut.
Namun, lanjut Presiden, jika nelayan masuk di kawasan yang sudah jelas (teritorial) maka akan ditangkap serta diproses sesuai hukum dan kedaulatan masing-masing negara.
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua kepala negara membahas masalah pengiriman tenaga kerja yang nantinya diupayakan melalui satu saluran (chanel) sehingga perlindungan dan penanganannya bisa dilakukan bersama-sama.
Mengenai pengiriman tenaga kerja ini, Perdana Menteri Najib menyatakan bahwa pihaknya masih mengikuti perjanjian yang telah ditandatangan di Bali pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam hal ini, pihak Malaysia setuju untuk terus melakukan perbincangan dan diharapkan bisa melalui satu saluran saja.
"Jika dapat dibuat seperti itu, maka diharapkan pelatihan kepada calon tenaga kerja dapat diberikan lebih baik," ucap Najib.
Sekolah Anak Pekerja
Dalam pertemuan itu, juga dibahas mengenai pendidikan anak-anak pekerja Indonesia di Malaysia yang jumlahnya cukup banyak.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa keberadaan sekolah untuk anak pekerja tersebut sudah disetujui dan akan ditindaklanjuti proses pelaksanaannya.
"Mengenai keberadaan CLC (Comunity Learning Center) di Sabah dan Serawak sudah disetujui oleh pemerintah Malaysia," ungkapnya.
Dalam hal ini, Perdana Menteri Najib juga menyatakan bahwa pihak Malaysia sangat setuju akan keberadaan sekolah-sekolah bagi pekerja Indonesia dapat diwujudkan.
Menurut dia, sesuai aturan Unesco bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan merupakan hak yang tidak boleh diabaikan.
"Jadi kami juga setuju agar sekolah tersebut dapat diwujudkan," ucapnya.
Adapun dalam pertemuan bilateral tersebut kedua pemimpin negara didampingi oleh sejumlah menterinya. Dari Indonesia tampak hadir Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...