Jonathan Siborutorop, Si Filatelis dan Jago IPS
“emas dilempar ke got (selokan) tetap juga emas.”
SATUHARAPAN.COM - Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-17, yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Padang, Sumatera Barat, pada 2-7 Juli 2018 diikuti sebayak 1.433 siswa-siswi dari seluruh Indonesia.
Dari sekian ribu peserta itu, ada Jonathan Marc Hamonangan Siborutorop dari SMPK PENABUR Bintaro Jaya, yang meraih medali perak dalam OSN Tingkat SMP 2018 bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ia bersaing dengan 132 peserta lainnya dalam kategori IPS.
Peserta yang meraih medali berhak atas uang pembinaan sebagai bentuk penghargaan atas prestasi yang telah diraihnya.
Jonathan Marc Hamonangan Siborutorop merupakan cicit dari JP Siborutorop – salah satu orang yang turut menyumbangkan tenaga dan pikiran di dalam sejarah Alkitab Indonesia.
Remaja kelahiran Jakarta 19 Mei 2004 itu sama seperti anak-anak lainnya yang suka belajar, bermain games, bersepeda, berenang, tenis, catur, dan mengikuti pelajaran tambahan.
Sejak dari play group, TK di Happy Holy Kids Bintaro, Sekolah Dasar hingga SMPK PENABUR Bintaro, banyak lomba yang telah diikuti Jonathan. Ia juga pernah membuat artikel untuk majalah anak, Best.
Jonathan pernah mengikuti pemusatan latihan nasional (pelatnas) untuk Olimpiade Matematika dan Sains Internasional (IMSO), namun dia tidak ikut hingga final yang digelar di Thailand pada 2016.
Selama persiapan OSN 2018, Jonathan biasa pulang pergi sendiri menggunakan kereta dari Bintaro menuju ke daerah PENABUR Gajah Mada Jakarta untuk berlatih bersama dengan peserta lainnya. Kadang dia bersama teman-temannya lebih memilih menaiki angkutan umum.
Jonathan mengaku fokus belajar ekonomi dan sejarah selama persiapan OSN 2018. Ia juga membaca buku pelajaran kurikulum 1947, 1991, dan 2003 yang diperoleh dari toko buku di kawasan Senen Jakarta.
Sang mama, Paulina Berlian Marpaung, selalu mengingatkan Jonathan bahwa dalam mencapai sesuatu yang paling penting adalah prosesnya. “Saya selalu tekankan untuk mencapai sesuatu yang paling berat adalah prosesnya,” katanya kepada satuharapan.com, hari Jumat (3/8).
Jonathan juga suka menelusuri jalan-jalan ibu kota. Ia suka pergi ke toko-toko buku bekas di daerah Senen - Jakarta Pusat, Blok M - Jakarta Selatan dan tempat-tempat lainnya. Ia suka mencari buku-buku yang berkualitas. Buku favoritnya, “Republik” karya Plato dan “Politik” karya Aristoteles.
Menurut cerita ibunya, seorang penjual buku bekas bahkan memberikan harga khusus kepada Jonathan karena menurut penjual buku itu sangat jarang ditemukan anak-anak sekolah SD dan SMP zaman now menyukai buku tua dan buku bekas berkualitas.
“Pernah beberapa kali beli barang dan keliling di Jalan Surabaya, Menteng, Jonathan membeli koin-koin tua dan piring-piring tua, dan bahkan benda-benda tua yang mengandung nilai sejarah tinggi,” kata Paulina.
Jonathan juga merupakan seorang filatelis - Filateli adalah aktivitas atau hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya seperti Sampul Hari Pertama.
Jonathan punya kumpulan prangko dan mengetahui cerita dari masing-masing prangko yang dimilikinya. Bahkan dia memiliki koleksi prangko dari Eropa utara, Swedia, Norwegia, dan Finlandia.
Pada tahun 2017, Jonathan mengikuti pameran Filateli Internasional (World Stamp Exhibition) di Bandung. Ia senang sekali datang ke Bandung dan hadir bersama ribuan peserta dari berbagai negara di dunia.
Sehari-hari Jonathan bersekolah mulai dari pukul 06.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Kemudian istirahat sejenak sebelum mengikuti les lagi hingga pukul 20.00 WIB. Bimbingan belajar yang diikutinya yaitu pelajaran matematika dan fisika. Selain itu ia juga mengikuti kegiatan seni drama untuk pementasan.
Jonathan mengaku tidak menyukai orang yang “mager” (malas gerak). Ia juga tidak suka orang yang suka komentar di media sosial tanpa memahami kontekstualnya.
Saat ini Jonathan sedang menyukai tiga mata pelajaran favorit, yaitu IPS, elektronika dan IPA. Ia juga suka berdiskusi dan membicarakan tentang politik dan investasi saham.
Jonathan berpesan, bagi teman-teman yang memilih IPS maupun IPA untuk tetap menyukai sesuai pilihannya. Menurut dia, kalau menyukai IPA tapi disuruhnya IPS maka pilihlah IPA sesuai dengan yang disukainya itu.
Dari segala aktivitasnya itu, Jonathan juga suka membaca firman Tuhan. Ia mempunyai ayat favorit dari Roma 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
“Bagi saya pribadi, kita mendapat kepintaran, kecantikan, kekayaan, itu semua dari Tuhan. Semua itu yang bikin Tuhan juga, nah kita harus mengolah semua itu untuk memuliakan Tuhan,” kata Jonathan kepada satuharapan.com saat dihubungi hari Sabtu (4/8).
Jonathan juga selalu teringat perkataan orangtuanya, “emas dilempar ke got (selokan) tetap juga emas.” Jadi apapun kalau kita sudah baik dari asalnya, kalau ditaruh di mana pun juga pasti tetap baik, katanya.
44 Peserta Didik BPK Penabur Jakarta
OSN 2018 diikuti para siswa-siswi mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Mereka berlomba di 11 bidang yang meliputi matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, infomatika/komputer, kimia, biologi, kebumian, geografi, astronomi, dan ekonomi.
Provinsi DKI Jakarta merebut gelar juara umum Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 yang diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat, 1-7 Juli. Dalam kompetisi ini Jakarta meraih 19 medali emas, 24 medali perak, dan 29 medali perunggu.
Sedangkan dari 44 peserta didik BPK Penabur Jakarta (7 SD, 10 SMP, 27 SMA) yang mengikuti OSN 2018, berikut ini prestasi dan capaian mereka:
Peserta didik jenjang, SDK Penabur Jakarta membawa pulang satu medali emas (Jesreel Hasiholan Tua Sigalingging dari SDK 4 Penabur), dua medali perak (Stevenson Christopher Hudiono dari SDK 3 Penabur, dan Nicholas Carlsen Purba dari SDK 6 Penabur), dan satu medali perunggu (Justin dari SDK 2 Penabur).
Peserta didik jenjang SMPK Penabur Jakarta mendapat satu medali emas (Edward Humianto dari SMPK 6), dua medali perak (Sammuel Himawan dari SMPK 8 dan Jonathan Marc Hamonangan Siborutorop dari SMPK Penabur Bintaro Jaya), dan tiga medali perunggu (Kevin Jonathan Kusnomo dari SMPK 4, Jeremy Christstardy dari SMPK 2, dan Mario Alvaro dari SMPK 4).
Peserta didik jenjang SLTAK Penabur Jakarta berhasil menggondol empat medali emas (Bennett Clement dari SMAK 1, Hendrikus Hansen Witarsa dari SMAK 3, Christopher Matthew dari SMAK Gading Serpong, dan Jessica Mark Listijo dari SMAK Gading Serpong), lima medali perak (Audrey Felicio Anwar dari SMAK 6, Albert Sutiono dari SMAK 1, Mark dari SMAK 1, Aldrian Jerriko dari SMAK Gading Serpong, dan Tantra Tanjaya dari SMAK 3), dan tujuh medali perunggu (Leonardo Irvin Pratama dari SMAK 1, Fidella Widjojo dari SMAK 1, Yosia dari SMAK 7, Matthew Anderson Yasuo dari SMAK 8, Amelia Regina dari SMAK Gading Serpong, Florence Yokhebed Valerie dari SMAK 8, dan Owen Lim dari SMAK Gading Serpong).
Pada ajang bergengsi ini peserta didik jenjang SLTAK Penabur Jakarta juga sukses menyabet gelar Best 1 Penelitian Ekonomi Terbaik atas nama Delfi Vijja Paramita dari SMAK 3 Jakarta dan gelar Best 3 Penelitian Ekonomi Terbaik atas nama Irvine Nuary Bengkeling dari SMAK Gading Serpong.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...