Jubir Kepresidenan Mesir: Pemerintah Melawan Konspirasi Yang Ingin Menjatuhkan Negara
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Juru bicara kepresidenan Mesir untuk urusan media, Ahmed El-Meslemani, mengatakan pada hari Minggu (25/8) bahwa Mesir telah mengatasi "konspirasi" yang berusaha menjatuhkan negara. Hal itu disampaikan di tengah kampanye yang sedang dilakukan pemerintah sementara terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin dan sekutu Islamis-nya.
"Kami menghadapi konspirasi yang melawan negara, tapi kita harus mengatasinya dan kami sekarang siap untuk melanjutkan membangun masa depan Mesir yang modern," kata El-Meslemani dalam konferensi pers bersama dengan pembantu presiden untuk urusan ilmu pengetahuan, Essam Heggy.
"Mereka berusaha untuk memecah belah tentara kita, masuk ke dalam tempat sampah yang sama dengan kaum Tatar dan Tentara Salib," tambah El-Meslemani.
El-Meslemani menegaskan bahwa musyawarah dengan para aktor politik di negara itu tengah berlangsung. Hal ini termasuk berdiskusi dengan Partai Nour Salafi, meskipun ada rumor bahwa kelompok Islamis ini bertentangan dengan pemerintah karena perselisihan tentang posisi hukum Syariah Islam dalam amandemen yang diusulkan untuk mencabut konstitusi 2012.
Sementara itu, Heggy menegaskan pentingnya membangun basis penelitian ilmiah yang dapat diandalkan di Mesir. Dia menambahkan bahwa salah satu saran untuk komite konstitusi adalah mengalokasikan anggaran nasional untuk mendukung penelitian ilmiah di Mesir.
Pekan lalu, presiden mengumumkan bahwa anggota Komite 50 yang bertugas dalam ammendemen konstitusi akan diumumkan dalam beberapa hari ini.
Sementara itu, Panglima Militer, Abdel-Fattah El-Sisi, mengumumkan bahwa roadmap politik dijalankan setelah menumbangkan mantan Presiden Mohammed Morsi oleh protes nasional.
Roadmap itu disetujui oleh sebagian besar oposisi, termasuk membekukan konstitusi yang disetujui pada referendum Desember 2012, dan mengangkat Kepala Mahkamah Konstitusi, Adly Mansour, sebagai presiden sementara.
Pasukan keamanan Mesir membubarkan protes pro-Morsi di dua tempat di Kairo pada Rabu (14/8) yang menewaskan ratusan orang dan melukai ribuan. Pada malam yang sama, pemerintah menyatakan hukum darurat selama satu bulan dan jam malam mulai pukul 19:00 hingga pukul 06:00 pagi. Namun hal ini ditentang oleh pendukung Morsi.
Polisi juga telah melacarkan operasi lanjutan untuk menangkap pemimpin terkemuka Ikhwanul Muslimin dan anggota-anggota lainnya. Mereka yang ditangkap secara resmi dituduh oleh negara melakukan "tindakan teroris" terhadap lawan-lawan mereka.
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...