Juli 2015 Jadi Bulan Terpanas Sepanjang Sejarah
Laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, cdc.gov, menuliskan langkah-langkah untuk mengantisipasi agar kita terhindar dari sakit atau kematian akibat suhu panas .
MIAMI, SATUHARAPAN.COM – Bulan Juli 2015 menjadi bulan dengan suhu terpanas sepanjang sejarah, dan tujuh bulan pertama tahun ini juga merupakan yang terpanas sejak perhitungan rekor suhu dimulai pada 1880, menurut laporan ilmuwan dari Amerika Serikat, Kamis (20/8).
Temuan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) tersebut menunjukkan tren negatif, pasalnya bumi kian panas akibat penggunaan bahan bakar fosil.
Bulan Juli itu, tidak hanya menjadi bulan dengan suhu terpanas baik di darat, maupun permukaan laut di seluruh dunia dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, namun Juli tahun ini juga merupakan bulan dengan suhu terpanas sepanjang sejarah dalam rentang waktu dari 1880 hingga 2015,menurut laporan iklim bulanan NOAA.
Suhu rata-rata bumi pada Juli mencapai 16,61 derajat celsius. Rekor sebelumnya terjadi pada Juli 1998.
Tip Menghadapi Cuaca Panas
Suhu panas yang ekstrem telah menyebabkan 7.415 kematian di Amerika Serikat antara tahun 1999 hingga 2010. Sebenarnya, kematian dan penyakit akibat suhu yang terlalu panas dapat dicegah, namun setiap tahun banyak orang menjadi korban, akibat suhu panas yang ekstrem. Pada umumnya orang yang berusia di atas 65 tahun, dan anak-anak muda dengan penyakit kronis atau penyakit mental, berisiko tinggi terkena sakit.
Laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, cdc.gov, menuliskan langkah-langkah untuk mengantisipasi agar kita terhindar dari sakit atau kematian akibat suhu panas.
-Jagalah kelembaban tubuh, karena keringat tidak akan menguap dengan cepat.
-Minum banyak cairan untuk mencegah penyakit yang berhubungan dengan panas.
-Membatasi aktivitas luar ruangan, terutama tengah hari ketika matahari terpanas, kalau perlu tinggal di dalam ruangan yang berpendingin udara/air conditioning (AC).
-Jika rumah tidak berpendingin udara, kunjungi fasilitas umum yang berpendingin udara, atau menggunakan penyejuk udara di kendaraan.
-Jangan mengandalkan kipas, sebagai perangkat pendingin primer Anda, selama acara panas yang ekstrem.
-Minum lebih banyak air dari biasanya dan jangan menunggu sampai Anda haus untuk minum.
-Jangan menggunakan kompor atau oven untuk memasak, hal itu akan menyebabkan suhu di dalam rumah menjadi lebih panas.
-Kenakan tabir surya.
-Kram otot bisa menjadi tanda awal dari penyakit yang berhubungan dengan panas.
-Memakai pakaian longgar, ringan, berwarna terang.
-Jika Anda anggota tim olahraga, apabila ingin berlatih, tunggulah sampai suhu udara lebih dingin.
-Menghubungi petugas kesehatan, jika Anda atau rekan satu tim memiliki gejala penyakit yang berhubungan dengan panas.
-Mandi untuk dapat mendinginkan suhu tubuh.
-Jangan pernah meninggalkan anak-anak atau hewan peliharaan di mobil.
-Periksa berita lokal untuk update kesehatan dan keselamatan.
-Periksa teman atau tetangga, dan upayakan selalu bersama seseorang, agar ada yang dapat dilakukan bersama-sama. (AFP/Ant/cdc.gov)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...