Juli 2015, Nilai Impor Indonesia Turun 22,36 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai impor Indonesia pada Juli 2015 sebesar USD 10,07 miliar atau turun sebanyak 22,36 persen dibandingkan Juni 2015 sebesar USD 12,97 miliar. Demikian juga bila dibandingkan denga Juli 2014 turun sebessar 28,44 persen sebesar USD 14,08 miliar.
“Penurunan ini dikarenakan oleh turunnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing USD 283 juta atau sebanyak 10,99 persen dan USD 2,6 miliar atau sebanyak 25,18 persen,” kata Deputi Bidang Statisitk Produksi Badan Pusat Statistik Adi Lumaksono di kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, Selasa (18/8).
Adi memaparkan bahwa penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor ketiga komponen migas yaitu minyak mentah sebesar USD 157 juta atau sebanyak 18,21 persen, hasil minyak USD 124 juta atau sebanyak 7,96 persen dan gas sebesar USD 1,7 juta atau sebanyak 1,11 persen.
Sedangkan jika dilihat pada year on year (yoy), nilai impor Indonesia selama Januari hingga Juli 2015 yaitu sebesar USD 84,02 miliar atau turun 19,23 persen sebesar USD 20 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.
Penurunan terjadi pada impor migas sebesar USD 10,57 miliar atau sebanyak 40,73 persen dan nonmigas sebesar USD 9,4 miliar atau sebanyak 12,08 persen.
“Lebih lanjut, penurunan impor migas disebabkan oleh turunnya impor minyak mentah, hasil minyak dan gas masing-masing sebesar USD 3,3 miliar atau 40,77 persen, USD 6,5 miliar atau 41,21 persen dan USD 683 juta atau 36,55 persen.”
Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Juli 2014 dengan nilai mencapai USD 4,1 miliar dan terendah terjadi di Februari 2015 yaitu USD 1,7 miliar. Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di September 2014 yaitu sebesar USD 11,89 miliar dan terendah pada Juli 2015 dengan nilai USD 7,7 miliar.
Nilai impor nonmigas Indonesia pada Juli 2015 mencapai USD 7,7 miliar. Jika dilihat dari perkembangannya terhadap Juni 2015, peningkatan terbesar dialami oleh golongan perhiasan atau permata sebesar USD 201,2 juta. Lalu, diikuti oleh golongan kapal terbang dan bagiannya USD 94,7 juta, buku dan barang cetakan USD 1,8 juta, kulit berbulu USD 1,2 juta dan timah USD 200.000.
Sementara itu, golongan mesin dan peralatan mekanik mengalami penurunan tertinggi sebesar USD 469 juta atau 23,61 persen. Selanjutnya golongan barang yang mengalami penurunan yaitu golongan mesin dan peralatan listrik sebesar USD 296 juta, plastik dan barang dari plasti USD 210 juta, sisa industri makanan USD 166 juta serta besi dan baha USD 119 juta.
Secara kumulatif impor nonmigas Januari hingga Juli 2015 sebesar USD 68,6 miliar atau turun 12,08 persen sebesar USD 9,4 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun 2014.
Dari total impor Indonesia pada Juli 2015 sebesar USD 10,07 miliar, impor bahan baku atau penolong memberikan peranan terbesar yaitu 76,23 persen dengan nilai USD 7,6 miliar diikuti oleh impor barang modal 16,76 persen atau sebesar USD 1,6 miliar dan impor barang konsumsi 7,01 persen atau sebesar USD 706 juta.
Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, maka selama Januari hingga Juli 2015 nilai impor barang konsumsi, bahan baku atau penolong dan barang modal mengalami penurunan masing-masing USD 1 miliar, USD 16,3 miliar dan USD 2,6 miliar.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...