Jumlah PHK Karyawan HSBC Bertambah Jadi 50.000
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Bank yang berbasis di London, HSBC, memastikan akan melakukan pemutusan hubungan kerja secara global yang akan mengenai 50.000 pekerjaan, termasuk karena menjual beberapa unit bisnisnya yang berkinerja buruk. PHK besar-besaran ini dilakukan sebagai upaya mengurangi skala investasi perbankan global dan memotong biaya miliaran dolar.
Pernyataan tersebut disampaikan pada hari Selasa (9/6), sebagai kelanjutan dari informasi yang telah sempat beredar pada pekan lalu. Sebelumnya, HSBC diberitakan merencanakan merasionalisasi antara 10.000-20.000 pekerjaan.
Dalam keterangannya yang terbaru ini, sebagaimana dikutip dari New York Times, HSBC mengatakan akan menghapus 22.000 sampai 25.000 pekerjaan penuh waktu, atau sekitar 10 persen dari angkatan kerja. Proses rasionalisasi ini dilakukan melalui restrukturisasi pada akhir 2017. Selain itu mereka juga akan mengurangi jumlah karyawan dengan menghapus 25.000 posisi melalui penjualan bisnis berkinerja buruk di Turki dan Brasil.
Akibatnya, HSBC secara total akan mengurangi sekitar 87.000 tenaga kerja terhitung sejak 2010, termasuk dengan serangkaian PHK sebelumnya.
HSBC mengatakan dengan rasionalisasi ini mereka akan meningkatkan investasinya di Asia, tempat di mana bank itu telah menghasilkan lebih dari separuh pendapatannya. HSBC juga mengatakan akan menyelesaikan tinjauannya mengenai kemungkinan akan memindahkan kantor pusatnya dari Inggris pada akhir tahun.
Upaya ini muncul sebagai reaksi terhadap lingkungan peraturan yang semakin menantang di Inggris dan di seluruh platform global bank itu, yang mencakup 73 negara dan wilayah. Lembaga pemberi pinjaman ini telah melepas puluhan unit bisnis berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk memotong biaya dan mengurangi risiko.
"Dunia ini semakin terhubung, dengan Asia diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dan menjadi pusat perdagangan global pada dekade berikutnya," Stuart Gulliver, kepala eksekutif HSBC, mengatakan dalam sebuah rilis.
"Saya yakin bahwa tindakan kami ini akan memungkinkan kami menangkap peluang pertumbuhan di masa depan seperti yang diharapkan dan memberikan nilai lebih bagi pemegang saham."
Saham bank turun hampir 1 persen pada awalnya tetapi kemudian naik sedikit pada awal perdagangan di London.
Sebagai bagian dari pemutakhiran informasi kepada investor pada hari, HSBC mengatakan ingin mengurangi biaya S$ 4,5 miliar sampai US$ 5 miliar per tahun dalam waktu dua tahun. Mereka juga akan membukukan biaya restrukturisasi sebesar US$ 4 miliar sampai US$ 5 miliar pada periode yang sama.
Selanjutnya, HSBC juga berupaya mengurangi jumlah aset berisiko pada neraca, termasuk memotong ukuran perbankan global dan pasar bisnis serta fokus pada bisnis strategis yang penting dan menguntungkan.
HSBC mengatakan akan mengurangi apa yang disebut aset tertimbang menurut risiko (ATMR), yang merupakan ukuran risiko modal yang dimilikinya, sebesar 25 persen, atau sekitar $ 290 miliar.
Sekitar setengah dari mereka yang terkena pengurangan berada di bisnis investment banking. Sedangkan penjualan unit usaha HSBC di Turki dan di Brasil yang telah diantisipasi sebelumnya, dipastikan tidak akan melenyapkan sepenuhnya kehadiran mereka di Brasil. Layanan tetap dipertahankan untuk klien usaha besar.
Februari lalu Gulliver mengidentifikasi unit usaha mereka di Brasil dan Turki merupakan yang termasuk dalam empat masalah pasar. HSBC mencari langkah-langkah restrukturisasi yang lebih ekstrem jika kinerja mereka tidak membaik. Bank juga mencari perbaikan dalam operasinya di Meksiko dan di Amerika Serikat.
Pada bulan April, HSBC mengumumkan secara resmi akan meninjau apakah akan memindahkan kantor pusatnya dari Inggris. Bank menghadapi pergeseran lansekap peraturan di Inggris yang mencakup pajak bank yang telah memukul perusahaan itu.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...