Kadin: Beras Plastik Alat Peralihan Isu Politik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa hebohnya berita mengenai beras sintetis atau beras plastik berbau politik.
“Bijih plastik itu lebih mahal dua kali lipat dibanding beras,” kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog Natsir Mansyur di Hotel Borobudur Jakarta Pusat dalam Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Timur serta Trade and Investment Forum: East Indonesian Region ,Senin (25/5).
Menurutnya, jika kedua bahan itu dicampur tidak akan memberikan keuntungan kepada pedagang tersebut. Oleh karena itu, Natsir mencurigai bahwa isu ini bukan murni bisnis namun ada kepentingan politik yaitu pengalihan isu.
“Ini bukan murni bisnis. Saya kira ini pengalihan isu atau motif politik saja. Itu bukan motif dagang jadinya,” kata dia.
Dia juga berpendapat bahwa masalah beras plastik ini akhirnya menjadi kasus kriminal karena dampaknya meresahkan dan membahayakan konsumen.
“Kalau begitu, kalau sudah dicampur plastik, itu sudah kriminal,” kata dia.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kemensos Dirikan 18 Sekolah Darurat Pasca Erupsi Lewotobi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sedikitnya 18 sekolah darurat didirikan oleh Kementerian Sosial (Kemensos...