Kaine: Hillary Clinton Sejak Dulu Cerminkan Pribadi Kristiani
NEW ORLEANS, SATUHARAPAN.COM – Calon Wakil Presiden Amerika Serikat (Cawapres AS) dari Partai Demokrat, Tim Kaine, mengatakan pasangannya dalam Pemilihan Presiden AS mendatang, Hillary Rodham Clinton. merupakan sosok yang mencerminkan kepribadian Kristiani dalam segala aktivitas politiknya.
Saat berbicara sebelum pertemuan tahunan “Progressive Nasional Baptist Convention” di New Orleans, seperti diberitakan Christian Post, hari Jumat (12/8), Kaine mengungkapkan Hillary Clinton yang memiliki latar belakang gereja Kristen Methodis mempengaruhi hidupnya.
“Saya pikir kita tahu Hillary menunjukkan performa yang baik,” kata Kaine.
Kaine menjelaskan dengan contoh kesetiaan Hillary mendampingi Bill Clinton saat masih menjabat Gubernur Arkansas, hingga menjadi Ibu Negara AS selama dua periode.
“Dia menjalankan hak dan kewajiban sebagaimana mestinya, itu merupakan akar dari keimanan, dan menjadi landasan hidupnya,” kata Kaine.
Kaine menjelaskan dahulu Clinton merupakan jemaat aktif di gereja Midwestern Methodist sejak usia muda.
Kaine mengatakan Clinton pernah mengajaknya berbicara tentang tokoh penentang pembedaan warna kulit di Amerika Serikat, Dr Martin Luther King, Jr.
“Sampai kapan pun akan terdapat banyak fakta dan masalah tentang warna kulit dan sosial yang harus diselesaikan seorang Presiden AS,” kata Kaine.
Kaine mengatakan saat Hillary Clinton menjalani masa kuliah di bidang hukum, Clinton bekerja untuk “Marian Wright Edelman” untuk pendanaan masalah anak dan remaja.
Sebenarnya dari kuliah hukum tersebut, menurut Kaine, Clinton bisa saja bekerja untuk perusahaan kaya atau yang menghasilkan banyak uang seperti di Bursa Dunia Wall Street. Namun, pilihannya membela hak orang muda dan anak merupakan pilihan, yang menurut Kaine, harus diacungi jempol.
Saat menjalani masa kampanye Januari 2016, Clinton pernah menyatakan tentang keimanan Kristennya saat berkampanye di Knoxville, Iowa. Clinton berbicara tentang toleransi terhadap orang lain yang berbeda di sekeliling kita. Toleransi, menurut Clinton kala itu, satu-satunya cara yang dapat diterapkan adalah dengan pendidikan.
“Saya percaya di banyak daerah di negara ini memiliki penduduk yang lebih terbuka, toleran dan menghormati hak-hak orang lain merupakan bagian dari apa yang membuat saya rendah hati,” kata Clinton.
“Saya banyak berdialog dengan banyak orang beriman di negara ini dan membuat saya percaya perintah yang paling penting adalah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, dan itulah yang saya pikir kita diperintahkan oleh Kristus untuk dilakukan,” kata Clinton.
Mark Tooley dari “Institute on Religion and Democracy” berpendapat keimanan Hillary lebih bersifat sekuler dan universal daripada praktik keagamaan.
Tooley berpendapat Hillary melakukan aktivitas yang dapat bersifat Social Gospel atau "Injil Sosial", yang menekankan peningkatan paham sekuler kepada masyarakat dari sekadar penginjilan.
“Injil Sosial terinspirasi keinginan Kristus untuk memberi makan, pakaian, rumah, menyembuhkan dan mengangkat orang yang berkekurangan,” kata Tooley. (christianpost.com)
Editor : Sotyati
Film Mufasa: The Lion King Tayang di Bioskop
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menyambut masa liburan akhir tahun, The Walt Disney Studios merilis film ...