Kakatua Maluku Hidup di Hutan Dataran Rendah
SATUHARAPAN.COM – Kakatua maluku (Cacatua moluccensis) adalah salah satu burung peliharaan yang digemari, dan hanya terdapat di Pulau Seram, Saparua, Haruku, dan Ambon. Namun, kini tidak ada informasi terbaru dari Saparua dan Haruku, dan hanya ada satu catatan perjumpaan dari Ambon (mungkin burung yang terlepas dari sangkar).
Bahkan, sudah tidak dijumpai lagi di hampir seluruh daerah persebarannya di Seram, tempat dahulu burung ini banyak dijumpai. Sekarang hanya bisa dijumpai di beberapa lokasi tertentu, seperti di Taman Nasional Manusela dan di Seram bagian timur. Perdagangan yang dimulai pada awal abad ke-20 menimbulkan dampak yang besar terhadap burung ini.
Pada 1980-an penangkapan kakatua maluku untuk diperdagangkan sebagai burung peliharaan, meluas dan dilakukan dengan tidak lestari. Diperkirakan sekitar 74.509 ekor telah diekspor dari Indonesia selama tahun 1981-1990, dan permintaan pasar internasional rata-rata 9.751 ekor per tahun antara tahun 1983-1988.
Walaupun dilaporkan perdagangan internasional 0 pada 1990-an, penangkapan burung ini masih terus dilakukan dan perdagangan di Indonesia dilakukan secara terbuka. Berkurangnya luas dan kualitas hutan (untuk penebangan hutan komersial) merupakan ancaman utama lainnya, terutama karena burung ini menyukai hutan dataran rendah dan dapat dijumpai sampai di ketinggian 1.000 m.
Seperti jenis kakatua lainnya, jenis ini membutuhkan pohon yang besar untuk lubang bersarangnya. Sebagian besar hutan di Ambon dan di pesisir serta dataran rendah, terutama di bagian barat Seram telah habis.
Proyek pengeboran minyak dan PLTA merupakan ancaman berikutnya bagi tempat tinggal kakatua. Ancaman lainnya adalah karena dahulu kakatua merupakan hama bagi perkebunan kelapa, sehingga burung ini banyak diburu. Walaupun jenis ini dilindungi oleh undang-undang Indonesia, statusnya kini rentan. (Puslitbang Biologi-LIPI/wikipedia.org)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...