Kampanye Media Untuk Menyuarakan Perempuan di Libya
LIBYA, SATUHARAPAN.COM – Sebuah organisasi non pemerintah Libya telah meluncurkan kampanye media untuk meningkatkan kesadaran tentang kekerasan dalam rumah tangga, dengan menggunakan ayat-ayat agama untuk menunjukkan perlakuan yang layak bagi perempuan.
Voice of Libyan Women (Suara Perempuan Libya), didirikan selama revolusi 2011, telah meluncurkan Project Noor (Proyek Cahaya), sebuah kampanye kesadaran publik menggunakan papan reklame, radio, TV, dan media sosial untuk menyebarkan pesan tentang keamanan perempuan.
Proyek tersebut merupakan dua tahun penelitian VLW ke seluruh Libya. Proyek itu mendokumentasikan pendapat dan gagasan perempuan tentang pelecehan dan cara pencegahannya.
Sebelumnya, tidak ada statistik pasti pada kekerasan dalam rumah tangga dan seksual yang umum terjadi di Libya, kata Nadia el Fallah, manajer Project Noor.
“Mulai bulan November 2012, VLW membawa Libya kepada penilaian keamanan pertama yang berfokus ke dampak keamanan partisipasi politik perempuan,” kata Nadia el Fallah.
“Ini adalah kesempatan untuk mengukur masalah keamanan perempuan secara nasional tetapi juga masalah keamanan mereka yang mempengaruhi mereka setiap hari.”
Project Noor bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan diskusi memancing masalah ini melalui kampanye media nasional.
Salah satu tujuan utama proyek ini untuk merekonstruksi ide tentang perempuan yang menggunakan bahasa agama.
Kampanye menggunakan ayat-ayat tentang perlakuan atas perempuan memakai al Qur’an dan Sunnah Rasul dalam rangka melegitimasi pesannya.
Lebih dari 30 desain grafis menyampaikan pesan tentang kekerasan dalam rumah tangga sekarang di papan reklame di kota-kota besar Libya, di samping kampanye radio dan TV.
Media sosial juga digunakan, dengan hashtag # NoorLibya.
“Project Noor akan menjadi alat untuk memicu percakapan di rumah-rumah penduduk, masjid, (dan) kedai kopi,” kata Nadia el Fallah.
Menurut siaran pers Project Noor, survei yang dilakukan di kalangan perempuan Libya mengungkapkan bahwa pembenaran paling lazim dalam mendiskriminasikan perempuan adalah kesalahpahaman dan kesalahan tafsir ajaran Islam.
Project Noor berhasil membuat orang berpikir dua kali tentang posisi perempuan dalam masyarakat Libya.
“Alasan mengapa (proyek) telah diterima dengan baik sejauh ini adalah karena kita mempertemukan masalah keamanan perempuan dengan perlakuan tepat atas perempuan dalam Islam.” Kata Nadia el Fallah.
Editor : Yan Chrisna
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...