Kanada Khawatirkan Pemuda yang Bergabung dengan ISIS
MONTREAL, SATUHARAPAN.COM – Kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah pemuda Kanada yang pergi untuk bergabung dengan kelompok militan, dan kurangnya alternatif, membuat para pemimpin politik meminta para orang tua untuk terus mengawasi anak-anak mereka jika terdapat gejala-gejala ekstremisme.
“Situasi ini merupakan bencana,” ujar Perdana Menteri Quebec Philippe Couillard pada Jumat (27/2), sehari setelah Kanada mengetahui bahwa enam warga mereka, berusia 18 dan 19 tahun, termasuk dua wanita muda, pergi ke Suriah melalui Turki pada pertengahan Januari.
Mereka lahir di Kanada dari orang tua imigran yang mengatakan bahwa mereka berusaha untuk menanamkan nilai-nilai Barat dalam keturunan mereka. Seorang ayah bahkan menyita paspor anaknya untuk berusaha mencegah mereka melakukan penerbangan.
Ini bukan pertama kalinya bagi mereka pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok militan Islamic State (ISIS).
Pada Rabu (25/2), keluarga Alberta mengungkapkan bahwa putri mereka berusia 23 tahun terbang ke Suriah. Dia mengikuti kursus online untuk mempelajari Alquran namun ia malah belajar dari seorang guru , yang diduga merupakan perekrut ISIS, mengenai cara untuk bisa sampai ke kota Raqa di Suriah yang dikuasai ISIS untuk bergabung dengan kelompok ekstremis tersebut.
Sementara yang lainnya pergi beberapa bulan sebelumnya, dan beberapa di antaranya meninggal, seperti mantan mahasiswa University of Ottawa John Maguire, yang dilaporkan tewas pada Desember di dekat Kobane, dan empat sepupu dari Calgary yang kematiannya menghancurkan keluarga mereka, yang telah melarikan diri konflik di Somalia untuk memulai kehidupan baru di Kanada. (AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...