Kanafit, Aplikasi Gelang Kesehatan Karya Mahasiswa UGM
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tim Mahasiswa UGM melalui startup Majatech, memperkenalkan Kanafit, sebuah aplikasi mobile untuk mengukur beberapa indikator kesehatan penting.
Beberapa indikator yang diukur adalah denyut nadi, tekanan darah, jumlah langkah serta kalori yang terbakar hanya dengan smartband dan satu sentuhan dalam smartphone.
Hasil pengukuran tersebut, akan tersimpan dalam smartphone dan bisa dipergunakan untuk berbagai keperluan analisis di kemudian hari.
Tri Yunianta, salah satu pengembang aplikasi tersebut mengatakan pengembangan aplikasi tersebut diperuntukan untuk memantau kesehatan para pengguna smart blend atau gelang pintar.
Mahasiswa prodi Elektronika dan Instrumentasi ini, mengaku memerlukan waktu kurang lebih empat bulan untuk melakukan eksplorasi dan pembuatan aplikasi. Sedangkan untuk perangkatnya saat ini masih menggunakan pasokan dari pihak ketiga.
“Kita memulai ide ini muncul sejak bulan Maret lalu dikerjakan selama 4 bulan,” kata pria asal Kulonprogo Yogyakarta ini kepada wartawan di kampus UGM, Rabu (14/11).
Tri mengatakan, munculnya ide pembuatan Kanafit berawal dari keinginan membuat inovasi teknologi yang mendistrupsi layanan bidang kesehatan.
Pemilihan nama Kanafit, kata Tri diambil dari bahasa sansekerta yang artinya gelang. Sehingga produk aplikasi yang mereka kembangkan bisa terkoneksi dengan gelang pintar atau smart blend.
Meski baru tahap awal pengembangan aplikasi ini, menurut Tri aplikasi ini nantinya bisa membantu banyak orang untuk memantau kesehatan dirinya sendiri, sahabat, orang tua maupun kerabat dari jarak jauh.
“Orang tua yang sudah lansia yang kebetulan tidak bersama anaknya, bisa dipasang gelang pintar dan bisa dipantau secara real time lewat aplikasi ini,” katanya.
Aplikasi yang mereka susun, menurut anak bungsu dari tiga bersaudara ini, tidak lain berupa data rekam medik untuk memantau indikator kesehatan dimana tersimpan riwayat rekam medik berupa tensi tekanan darah, detak jantung, kadar oksigen dalam darah, serta menghitung jumlah langkah per hari dan jumlah kalori yang terbakar selama sehari.
Tidak hanya untuk para lansia yang jauh dari anaknya, aplikasi yang terhubung dengan gelang pintar ini ini pun menurutnya bisa digunakan tenaga medis di rumah sakit dimana pasien tinggal dipasang gelang, lalu data kesehatannya bisa dipantau melalui sistem aplikasi tersebut.
Ia mengatakan, di aplikasi tersebut juga menyediakan artikel yang terhubung dengan beberapa situs kesehatan sehingga pengguna bisa mengetahui dari angka yang mencul dalam fitur di apalikasi tersebut.
“Penggunanya bisa tahu rekomendasi apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan mereka,” katanya seraya menjelaskan aplikasi yang dibuat oleh enam orang anggota tim pengembang startup Majatech ini, aplikasinya baru bisa diunduh di link ugm.id/kanafit
Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada, Dr Hargo Utomo, MBA, MCom, mengapresiasi hasil inovasi yang dikembangkan oleh startup binaan UGM tersebut.
Menurutnya, saat ini dibutuhkan terobosan inovasi teknologi yang mendukung kemudahan layanan di bidang kesehatan. “Inovasi semacam ini sangat dibutuhkan dalam layanan bidang kesehatan dan mendukung gaya hidup sehat anak muda,” katanya.
Chief Operational Officer (COO) Majatech, Alfian Andi Nugroho, mengatakan, produk kanafit merupajan produk aplikasi pertama mereka di bidang kesehatan. “Ini merupakan upaya pertama kami dalam mengimplementasikan IoT atau wearable devices untuk keperluan kesehatan,” kata Alfian.
Menurut Alfian, ide untuk mengembangkan aplikasi ini bermula dari diskusi yang berlangsung antara Majatech dengan The eCEOs, sebuah perusahaan teknologi regional yang berpusat di Kuala Lumpur.
Dalam perjalanannya, eCEOs kemudian memberikan dukungan pendanaan dan sumber daya lainnya untuk mengembangkan produk tersebut.
“Pengembangan Kanafit ini sejalan dengan rencana besar kami untuk memasuki pasar analitik dan layanan kesehatan berbasis teknologi,” kata Haemiwan Fathony dari eCEOs Venture.
Menurut Haemiwan, perusahaannya selama ini banyak melakukan pengembangan terkait teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence), big data, serta analisis teks dan citra.
“Mendapatkan data kesehatan secara langsung melalui wearable devices merupakan salah satu komponen penting dalam skema kami,” katanya.
Seperti diketahui, saat ini aplikasi Kanafit baru tersedia pada platform Android, dan bisa mengolah data dari smartband Kanaband dan Xiaomi Miband 2.
Pengembangan ke depan akan masuk ke platform Apple dan dukungan ke berbagai devices lainnya. Selain itu juga akan dilakukan pengembangan berupa produk-produk dan solusi untuk kebutuhan khusus seperti pemantauan kesehatan para lansia (elderly care), serta pemantauan produktivitas pegawai (workers and employee productivity).
Sementara dari eCEOs Venture, selanjutnya juga akan mulai mengintegrasikan dengan berbagai produk dalam ekosistem teknologi kesehatan mereka. “Integrasi tersebut akan dilakukan terhadap produk kami yang mengumpulkan data kesehatan melalui teknologi analisis citra dan teks, serta kemampuan analitik melalui platform kecerdasan buatan kami,” kata Haemiwan dari eCEOs Venture. (ugm.ac.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...