Kantor Gubernur DKI Gelar Pentas Budaya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Alunan alat musik tradisional kulintang dan angklung, pentas tarian tradisional, dan peragaan busana, sekilas mengubah suasana Kantor Gubernur DKI Jakarta kental dengan budaya pada Kamis (11/9) siang.
Sebuah pentas budaya sedang diselenggarakan di Balai Agung, Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, atas kerja sama antara Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Acara yang bertajuk “Peragaan Tari dan Busana Tradisi Kraton Ngayogyakarta dan Nasional Modifikasi” diawali dengan pementasan tari tradisional Betawi, Lenggang Nyai oleh para penari dari Sanggar Puspo Budoyo.
Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua ISWI Retno Sri Endah Lestari dan peragaan busana tradisional khusus Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diperagakan oleh para model beragam usia yang berasal dari Sanggar Sri Renggo Sadono.
Acara dilanjutkan dengan peragaan busana Indonesia modifikasi hasil karya mahasiswa-mahasiswi ASRIDE ISWI (Akademi Seni Rupa dan Desain Ikatan Sarjana Wanita Indonesia) yang memiliki kampus di Jakarta Timur. Acara diakhiri dengan pementasan Tari Gandrung Banyuwangi (Jawa Timur) oleh para penari dari Sanggar Puspo Budoyo.
Para pemain angklung dan kulintang, bernaung di bawah Sanggar Musik Mitra Seni Indonesia beranggotakan total 20 orang dengan perincian 13 orang memainkan angklung, dan kebetulan para perempuan yang memainkan angklung semuanya mengenakan kemeja kuning bermotif bunga, dan paduan yang cocok dengan rok panjang berwarna hijau, sementara para tujuh personel lainnya yang memainkan kulintang mengenakan kemeja merah dan rok panjang berwarna kuning.
Satu perempuan bertindak selaku vokalis, mereka mendendangkan empat lagu secara bervariatif, dua secara instrumental, dan dua lagi dengan disertai vokalis. Lagu-lagu nostalgia yang didendangkan sanggar yang salah satu pembinanya adalah Hj. Herawati Boediono ini (istri Wakil Presiden Boediono) antara lain Sepasang Mata Bola, Rayuan Pulau Kelapa, Lir Ilir, Keroncong Kemayoran.
Retno Sri Endah Lestari mengemukakan dalam sambutannya bahwa pentingnya menggelar acara musik yang dipadukan dengan peragaan busana daerah karena potensi bangsa yang belum tergarap adalah busana, dan industri kreatif. Akan tetapi pihaknya bersyukur karena Pemprov DKI Jakarta berkenan menyelenggarakan acara tersebut.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...