Ratusan Pengacara Tolak RUU Advokat

Salah satu advokat dari ratusan advokat lainnya saat menggelar aksi tidur di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/9) dalam aksi damai menolak Rancangan Undang Undang (RUU) Advokat yang dinilai penuh kontroversi dan meresahkan karena dikebiri independensinya. Aksi yang tergabung dalam Perhimpunan Advokasi Indonesia (Peradi) dari berbagai wilayah tersebut mengenakan toga sebagai bentuk penolakan. (Foto-foto: Dedy Istanto).

Salah satu advokat saat berorasi menolak RUU Advokat yang saat ini dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang dinilai terburu-buru.

Salah satu advokat saat berorasi menolak RUU Advokat yang dibahas oleh DPR RI yang dinilai mengkebiri independensi profesi pengacara.

Salah satu advokat wanita mengenakan toga memberikan setangkai bunga sebagai simbol aksi damai menolak RUU Advokat kepada petugas polisi yang berjaga-jaga di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Sejumlah advokat yang mengenakan toga saat melakukan aksi damai membawa poster menolak RUU Advokat yang dinilai mengkebiri profesi pengacara di bundaran Tugu Selamat Datang Jakarta.

Sejumlah advokat yang tergabung dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) dari berbagai wilayah saat melakukan aksi damai membawa atribut berupa poster dan atribut berisi tentang penolakan RUU Advokat di bundaran Tugu Selamat Datang Jakarta.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ratusan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) berunjuk rasa menolak Rancangan Undang Undang (RUU) Advokat di bundaran tugu Selamat Datang, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/9).

Para advokat yang datang dari berbagai wilayah tersebut menggelar aksi damai mengenakan toga sambil membawa berbagai atribut poster dan spanduk berisi tentang protes menolak RUU Advokat. Aksi yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB hingga siang ini masih berlangsung dengan berorasi di sekitar bundaran Tugu Selamat Datang dan dilanjutkan dengan aksi longmarch menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Para pengacara dari berbagai wilayah tersebut menolak pembahasan serta pengesahan RUU Advokat yang dinilai penuh dengan kontroversi yang meresahkan sekitar 35 ribu advokat di Indonesia yang akan terkebiri independensinya.

Aksi protes para advokat tersebut terkuak karena Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ngotot dan terkesan terburu-buru membahas tentang RUU Advokat yang masa baktinya hanya tinggal hitungan hari. Hal tersebut berpotensi terpecah belah advokat dan merusak apa yang telah dibangun selama ini dalam organisasi Peradi.

Editor : Bayu Probo