Kapal Pencari Suaka Tenggelam dalam Perjalanan dari Jawa ke Australia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Sebuah kapal berisi para pencari suaka yang berlayar dari perairan selatan Jawa, Indonesia menuju Australia tenggelam. Seorang disebutkan tewas dan puluhan lainnya hilang.
Otoritas Maritime Australia tengah melaksanakan operasi penyelamatan di perairan samudera Indonesia di selatan Pulau Jawa. Namun diberitakan juga bahwa pihak pemerintah Indonesia juga sedang melakukan operasi penyelamatan.
Perahu yang tenggelam itu diperkirakan berisi sekitar seratus penumpang, dan 60 penumpang belum ditemukan.
Media Australia menyebutkan bahwa kapal tersebut membawa penumpang orang-orang dari Sri Lanka dan Iran. Mereka berangkat Selasa (23/7) malam dari Cidaun, Jawa Barat, setelah istirahat sebentar dan mengambil air.
"Saya satu-satunya yang kembali," kata seorang pria Iran yang berangkat bersama 61 orang Iran lainnya, seperti yang diberitakan Sydney Daily Telegraph. Laporan lainnya menegaskan bahwa satu penumpang telah tewas.
Kebijakan Baru
Kasus ini terjadi beberapa hari setelah Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, mengumumkan bahwa pengungsi yang tiba dengan perahu tidak lagi diizinkan untuk menetap di Australia.
Dalam upaya untuk mengatasi peningkatan jumlah kedatangan perahu, pihak Australia mengeluarkan kebijakan suaka dan imigrasi yang baru. Salah satunya kemungkinan mereka dikirim ke Papua Nugini (PNG) untuk menjalani proses.
Gelombang pencari suaka ke Australia dengan menggunakan perahu makin besar. Di Pulau Christmas diperkirakan ada 1,700 pencari suaka. Mereka menempuh perjalanan berbahaya dan sering kapal mereka tenggelam. Pekan lalu, empat orang tewas ketika sebuah kapal yang membawa 150 orang tenggelam di lepas pantai Pulau Christmas.
Pulau Christmas terletak 1.600 kilometer sebelah barat laut daratan Australia dan Selatan Pulau Jawa. Pulau kecil ini merupakan bagian terdekat antara Australia dan Indonesia. Pulau ini sering menjadi pusat transit bagi pencari suaka, bahkan penyelundupan manusia ke Australia.
Perdana Menteri Rudd mengatakan, kebijakan suaka baru yang dikeluarkannya bertujuan untuk membujuk orang agar tidak melalukan perjalanan berbahaya ke Australia dengan perahu. Namun kebijakan itu ditentang oleh kelompok hak asasi manusia yang menilai Australia melalaikan kewajiban membantu masalah di negara berkembang.
Perayaan Natal di Palestina Masih Dibatasi Tahun Ini
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengin...