Kapolda Turut Bantah Ahok Soal Mobil SBY Tutup Jalan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno menegaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak pernah menginstruksikan pihaknya untuk menutup seluruh jalan ketika kendaraan rombongan Presiden melintasi jalan raya.
“Beliau bahkan melarang kami untuk melakukan penutupan jalan,” kata Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno melalui pesan singkatnya, pada Jumat sore (8/11) di Jakarta.
Pernyataan Kapolda Metro Jaya itu sekaligus dimaksudkan untuk menanggapi pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang sebelumnya menilai bahwa Presiden SBY tidak menyadari mobil rombongannya telah menutupi jalan orang lain saat melintas.
"Pak SBY mungkin di mobil nggak sadar kali tutupin (jalan) orang ya. Dia nggak tahu polisi pada tutup-tutupin di ujung-ujung. Kalau duduk kan, mana tahu. Mungkin beliau enggak sadar mobil jalan lancar. Kalau aku sih lihat. Tapi musti tanya ke yang bersangkutan," kata Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada wartawan di Balaikota DKI Jakarta, pada Kamis (7/11) yang lalu.
Selanjutnya, Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno mengemukakan, larangan penutupan jalan saat rombongan Presiden SBY melintas di jalan raya diatur oleh surat Komandan Pasmapres kepada Kapolda Metro Jaya agar polisi tidak melakukan penutupan total ketika kendaraan Presiden melintas. “Jadi, Presiden betul-betul melarang kami untuk melakukan penutupan jalan,” tegas Kapolda Metro Jaya itu.
Sementara itu, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 2013 tentang Pengamanan Presiden dan Wapres, Mantan Presiden dan Wapres beserta keluarganya. Pada pasal 1, 4, dan 5 dicatumkan bahwa polisi diperbolehkan menutup total jalan yang akan dilalui Presiden dalam rangka pengamanan.
Bantahan SBY
Sebelumnya, Presiden SBY membantah tuduhan telah menjadi penyebab kemacetan di Jakarta saat bersilaturahmi dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN), pada Senin (4/11), di Istana Bogor. Presiden SBY mengatakan bahwa ia mengerti betul kemacetan di Jakarta akan semakin parah jika jalanan ditutup saat rombongan Presiden lewat.
"Jangan keliru. Saya tidak pernah menutup jalan. Saya pernah datang ke undangannya Pak Agung Laksono, dari Istana ke Sahid sekitar 40 menit karena nggak pernah menutup jalan. Saya larang. Jangan, tambah macet nanti," ungkap pengalaman SBY.
Kemudian, Presiden juga mengisahkan, pernah terjadi bahwa para pengguna jalan pun ribut karena diisukan jalanan macet karena ditutup untuk lewat rombongan SBY padahal dia sedang berada di rumah. "Padahal saya di rumah waktu itu. Apalagi kalau saya menutup jalan, bisa tambah ngamuk mereka," kata Presiden SBY yang disambut tawa pengurus KADIN yang hadir di Istana Bogor saat itu.
Menurut Presiden, ia sering ditanya para pemimpin negara sahabat tentang parahnya kemacetan di Ibukota Jakarta. Tetapi, ia juga kesulitan menjawab apa solusi yang akan diambil, karena di era desentralisasi sekarang kemacetan di suatu daerah menjadi tanggung jawab pejabat daerah terkait.
"Kalau biang kemacetan Jakarta, datanglah ke Pak Jokowi. Kalau biang kemacetan di Bandung, datang ke Pak Ahmad Heryawan atau Walikota Bandung. Sekarang sedang menganut sistem desentralisasi otonomi daerah," ungkap SBY saat itu. (setkab)
Editor : Bayu Probo
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...