Karbon Monoksida di Jalan Sudirman Tertinggi di Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Jumlah kendaraan yang beroperasi di Yogyakarta dari tahun ke tahun semakin bertambah. Alhasil, kepadatan arus lalu lintas hingga kemacetan tak terelakan lagi. Akibatnya tingkat polusi udara di Yogyakarta juga semakin tinggi. Salah satu lokasi yang tercatat memiliki tingkat polusi tertinggi adalah di Jalan Jenderal Sudirman.
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gajah Mada (Pustral UGM), tercatat, beban emisi tertinggi karbon monoksida (CO) berada di Jalan Jenderal Sudirman. Tingginya tingkat polusi di Jalan Jenderal Sudirman tak lepas dari keberadaan jalan ini yang merupakan salah satu jalan protokol di Kota Yogyakarta.
“Pencemaran udara yang sangat tinggi di Jalan Jenderal Sudirman, salah satunya, disebabkan oleh banyaknya kendaraan pribadi, seperti mobil dan motor yang melintas. Selain itu, polusi udara yang semakin tinggi tersebut juga disebabkan karena berkurangnyae pepohonon sebagai akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman maupun komersial,” demikian disampaikan oleh Sa’duddin, peneliti Pustral UGM pada Senin (1/12).
Sa’dudddin menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan Pustral menggunakan dua sumber untuk mengidentifikasi tingkat polusi udara, yaitu sumber bergerak (kendaraan) dan tidak bergerak (hotel pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan industri). Berdasarkan data yang dihimpun Pustral UGM, sumber bergerak, seperti sepeda motor menyumbang emisi karbon monoksida sebesar 78,4 persen, disusul dengan mobil sebesar 13,1 persen, dan bus 6,9 persen.
“Transportasi jalan raya, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum menjadi sumber bergerak yang berkontibusi menyumbang beban emisi yang lebih besar jika dibandingkan dengan sumber tidak bergerak,” ungkap Sa’duddin.
Semakin parahnya tingkat polusi di Yogyakarta ini secara langsung menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. karbon monoksida misalnya bisa berisiko mengakibatkan keracunan bagi orang yang menghirupnya. Emisi ini dihasilkan lewat kendaraan yang berbahan bakar premium. Orang yang berpotensi untuk menghirup emisi dari karbon monoksida ini adalah para pengguna jalan, seperti pengendara sepeda motor, mobil, dan orang-orang yang melintas di jalan raya.
“Karbon monoksida berpotensi menyebabkan keracunan bagi orang yang menghirupnya. Emisi yang dihasilkan lewat kendaraan berbahan bakar premium ini mengancam kesehatan manusia. Namun celakanya, premium digunakan oleh sebagian besar kendaraan bermotor yang melintas di jalan. Hal ini juga diperparah dengan semakin bertambahnya kendaraan baru yang melintas di jalan raya di Yogyakarta yang juga menggunakan bahan bakar premium,” jelas Sa’duddin.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...