Karya Sebagai Identitas Diri
Kebanyakan bumbu hanya akan membuat masakan tak lagi enak disantap.
SATUHARAPAN.COM –A ”Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” (Yoh. 10:24). Demikianlah kegalauan orang Yahudi berkait dengan Yesus orang Nazaret. Apa yang dilakukannya membuat banyak orang bertanya-tanya: ”Siapakah Yesus sebenarnya?”
Pribadi Kontroversial
Yesus orang Nazaret merupakan pribadi kontroversial. Di satu sisi, Dia banyak melakukan perkara ajaib, yang membuat orang berharap Dialah Mesias. Di sisi lain, sepak terjang-Nya sering membuat orang terperangah.
Yesus membuat orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang berpenyakit kusta menjadi tahir. Tindakan-tindakan-Nya bukan hal biasa. Orang kebanyakan tak mungkin sanggup melakukannya.
Tetapi, ini juga anehnya, jika Yesus adalah Mesias, mengapa banyak pemimpin agama menolaknya? Mereka sadar, apa yang dilakukan Yesus memang bukan hal biasa. Tetapi, berkait dengan Taurat, bukankah Mesias pun seharusnya menaati Taurat?
Uniknya, Yesus tak pernah menyatakan diri sebagai Mesias di depan umum. Dia hanya diam berkaitan dengan status sebagai Mesias. Hal itu tentu membuat banyak orang bingung. Sehingga dengan penuh harap mereka meminta Yesus untuk bicara. Mereka ingin Yesus berterus terang perihal jati diri-Nya.
Karena Yesus kelihatannya tidak mau bicara tegas di muka umum, maka mereka menemui Yesus. Mereka memohon agar Yesus berterus terang. Bagaimanapun, mereka sudah bingung. Mereka memohon agar Yesus serius menjawab kebingungan mereka.
Tak Perlu Masang Iklan
Menanggapi pertanyaan itu Yesus menegaskan bahwa Dia telah mengatakannya, tetapi mereka tidak percaya. Dan yang lebih penting dari semuanya itu ialah apa yang dilakukan Yesus seharusnya menjadi semacam batu uji atas pertanyaan mereka.
Mereka ingin Yesus bicara, namun Yesus tidak menggubrisnya. Bagi Yesus, apa yang dilakukan-Nya sudah jelas. Yesus ingin orang menilai diri-Nya berdasarkan apa yang dilakukan-Nya. Yesus tidak merasa perlu bicara banyak berkaitan dengan kemesiasan-Nya. Yesus tidak merasa perlu beriklan.
Mari kita perhatikan kembali kalimat yang keluar dari mulut Yesus: ”Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku….” (Yoh 10:25).
Sekali lagi, Yesus berkata bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam nama Bapalah yang memberi kesaksian tentang diri-Nya. Di titik ini kita perlu belajar dari Sang Guru. Itu berarti, apa yang kita lakukan dalam nama Tuhan itu cukup dan tak perlu masang iklan. Bahkan, tak perlu membumbui apa yang kita lakukan.
Kebanyakan bumbu hanya akan membuat masakan tak lagi enak disantap. Berkait dengan karya, ucapan mungkin malah melemahkan karya kita. Sebaik apa pun karya, baiklah kita belajar dari Sang Guru yang merasa tidak perlu beriklan. Iklan, bagaimanapun baiknya, malah akan membuat diri kita terkesan sombong.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...