Kasih Menyempurnakan
Kasih manusia, sebesar apa pun kasih itu, masih menyimpan jejak egoisme.
SATUHARAPAN.COM – Akhir-akhir ini saya takjub dengan perkembangan yang terjadi pada keponakan saya—seorang remaja putri yang baru saja tiba pada gerbang kedewasaan. Dari seekor itik buruk rupa dia berkembang menjadi burung merak yang anggun, percaya diri, namun tidak pongah.
Sebagai seorang gadis muda dia telah mengalami banyak gejolak di dalam kehidupannya.
Beberapa orang dewasa dengan maksud baik yang tidak bijak, telah menyarankan perubahan fisik yang sia-sia kepadanya. Di dalam kebingungan masa mudanya, dia berdiet mati-matian, sehingga tubuhnya menjadi ringkih dan wajahnya pucat pasi.
Sang Gadis belia berjalan dengan tubuh membungkuk dan kepala tertunduk, rambutnya yang lebat, hitam, dan cantik menjadi tirai persembunyiannya, seakan-akan ia telah kalah kepada kehidupan yang tidak ramah...bahkan sebelum dia menghadapinya!
Tetapi, lihatlah dia sekarang… kepala tegak di atas tubuh semampai, dengan sikap tubuh—yang buku-buku pengembangan diri menyebutnya sebagai—natural, terbuka, dan percaya diri. Dia berinteraksi dengan orang lain secara wajar, sopan, menghargai, dan tepat pada porsinya. Ah… saya sungguh bangga kepada dirinya!
Apakah dia membaca buku-buku pengembangan diri? Mungkin… meski tentu saja dia lebih sering berkutat dengan buku-buku hukumnya. Apakah karena sekarang dia langsing, mengerti merias diri, dan mengenakan pakaian serta aksesoris yang menawan? Bisa jadi.
Semua yang saya sebutkan di atas, tentu…sedikit banyak, menyumbang pada perubahan seseorang. Usia yang lebih matang, keterampilan membenahi diri, pendidikan tinggi, buku-buku yang mencerahkan…. Namun, di balik perubahan sedahsyat itu pastilah ada sesuatu yang sama dahsyatnya.
Sesuatu yang menyemangati Sang Dara untuk belajar, yang memberikan motivasi untuk mempercantik diri, yang menanamkan keberanian untuk menatap dunia…itu tepatnya adalah seseorang! Dia adalah lelaki muda yang menjadi kekasih Sang Putri kesayangan ini…
Yah… saya takjub kepada kasih yang melengkapi itu! Kami semua, ayah, ibu, tante-tante dan omnya pastilah mengasihinya dengan sangat… tetapi ketika mengamati keponakan saya ini, sadarlah saya…ada kasih yang menggenapi…kasih yang membuat seseorang menjadi istimewa karena merasa dicintai. Kasih yang seperti ini tentulah sangat berharga untuk dicari dan ditemukan.
Untunglah bagi setiap orang… ada kasih seperti itu… bahkan ketika kita merasa sendiri dan tidak dicintai. Kasih yang bahkan jauh lebih baik…. Itu adalah kasih besar dari Pencipta Agung yang sempurna sekaligus menyempurnakan…. Sementara kasih manusia, sebesar apa pun kasih itu, masih menyimpan jejak egoisme.
Kasih sempurna-Nya, yang tanpa batas, melengkapi kita secara utuh!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...