Keadaan Hidup Beragama di Indonesia Masih Bermasalah
SEMARANG, SATUHARAPAN.COM - Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) wilayah Jateng, Napsun Setiyono mengatakan bahwa keberadaan hidup beragama di Indonesia masih bermasalah.
Dia mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan atase kedubes AS , Moulik D. Berkana dan Omar Ahmed (Seksi Politik di Kedutaan AS untuk RI), di GKJ Banyumanik, Semarang, Kamis (30/5). Sebagai ketua PGI Wilayah Jateng Pdt. Em. Napsun Setiyono, membuka acara dan memberi pengantar berkaitan dengan diadakanya acara ini.
Dalam kesempatan ini Moulik D. Berkana mengatakan, upayanya untuk mengenal dengan lebih detail kondisi konkrit kehidupan beragama di Indonesia. Beberapa tempat atau kota di Indonesia sudah di kunjungi dalam rangka pengenalan Indonesia secara detail tersebut. Satu hal yang diungkapkan Moulik adalah kritik terhadap Kartu Identitas di Indonesia, karena agama dalam sudut pandang AS adalah urusan pribadi dan negara tidak perlu campur tangan.
Terkait dengan masalah pemberian Award kepada SBY, ketika ada peserta yang bertanya, Omar menjawab bahwa itu organisasi mandiri dan pemerintah tidak punya kewenangan untuk mengambil kebijakan organisasi tersebut.
Drs. Marrihot Gulton sebagai ketua Bimas Kristen propinsi Jawa Tengah yang menjadi salah satu narasumber menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan kondisi riil hidup beragama di Jawa Tengah. Hal berkenaan dengan pemberian Award ke Presiden SBY juga disinggung, dengan mengungkapkan kenyataan penutupan beberapa gereja di Jawa Tengah. Adanya penutupan gereja itu, seperti yang diungkapkan Gultom, bukanlah merupakan representasi keadaan kondusif relasi antar umat beragama.
Sebagai gereja yang ada di Indonesia, terkhusus di Jawa Tengah semestinya saling bekerjasama demi terwujudnya kesatuan gereja, demikian Gultom Melanjutkan pemaparannya.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...