Keamanan Mesir Tahan 27 Mahasiswa Al-Azhar Pro Ikhwanul Muslimin
KAIRO, SATUHARAPAN - Pasukan keamanan Mesir telah menahan 27 mahasiswa Universitas Al-zhar pro Ikhwanul Muslimin yang diduga terlibat dalam kerusuhan selama ujian yang dimulai padai Sabtu (28/12).
Penyelidikan awal menuduh mereka terlibat dalam kerusuhan, dan pelanggaran terhadap pasukan keamanan, perusakan benda publik dan menolak penangkapan. Tentara menangkap lima orang dari luar universitas yang kampusnya dipisahkan berdasarkan jender atas tuduhan menyerang petugas keamanan.
Bentrokan terjadi di depan fakultas perdagangan di kampus pria Al-Azhar antara petugas keamanan dan mahasiswa yang berusaha membatalkan ujian pada hari kedua. Universitas itu menunda ujian di beberapa fakultas.
Dalam kerusuhan itu terjadi beberapa kebakaran di banyak fasilitas universitas, termasuk di sebuah toko di fakultas studi Islam dan di arboretum di fakultas pertanian. Beberapa siswa naik ke atas atap dan meneriakkan slogan-slogan menentang Kementerian Dalam Negeri, serta berteriak, "Islam, Islam."
Merobek Kertas Ujian
Di kampus perempuan, di fakultas teknik, mahasiswi yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin menyerbu ruang ujian setelah satu jam dimulai dan merobek-robek kertas ujian. Administrasi universitas menunda ujian, dan dengan bantuan aparat keamanan menahan mahasiswi tersebut.
Namun ujian berlangsung secara teratur di fakultas studi Arab dan Islam dan ilmu pengetahuan di kampus perempuan.
Sementara itu, di Universitas Al-Azhar kampus Assiut, Mohamed Abdel Shafi, wakil presiden universitas, mengatakan bahwa administrasi fakultas hukum telah bertemu untuk menunda jadwal ujian untuk sepekan.
Abdel Shafi juga mengatakan bahwa ujian berlangsung di universitas sesuai jadwal di 13 dari 15 fakultas. Dia menekankan bahwa ujian dijadwalkan kembali hanya di fakultas ilmu hukum karena gangguan.
Mahasiswa Ditahan
Kolonel Gamal Abdel A’al, asisten Menteri Dalam Negeri, dan General Nasser Hassan memerintahkan pasukan keamanan untuk meningkatkan kehadiran mereka di kampus Universitas Al-Azhar dan untuk menahan semua mahasiswa yang terlibat dalam demonstrasi dan bentrokan.
Sementara itu, sebuah gerakan yang disebut "Mahasiswa Melawan Kudeta" terkait dengan mahasiswa yang mendukung Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa pasukan keamanan menggunakan peluru karet terhadap para demonstran.
Mereka mengatakan bahwa ada banyak luka pada mereka yang dirawat di sebuah rumah sakit lapangan di sebuah bangunan di dalam universitas.
Sebuah sumber keamanan mengatakan kepada media berbahasa Arab, Al-Ahram, bahwa pasukan keamanan tidak menggunakan peluru karet, hanya gas air mata untuk membubarkan para mahasiswa.
Dia menambahkan bahwa total 101 mahasiswa pro Ikhwanul Muslimin ditangkap dalam bentrokan dan menuduh mereka menggunakan senjata.
Pada hari Sabtu, mahasiswa pro mantan Presiden Mohammed Morsi, berusaha mencegah mahasiswa kampus lain yang akan mengikuti ujian. Namun, dalam dua universitas terkemuka lain di Kairo, yaitu Ain Shams dan Alexandria , ujian berlangsung meskipun sebelumnya terjadi bentrokan.
Berbagai universitas telah menjadi ajang aksi protes dan bentrokan sejak tahun ajaran baru pada Oktober di tengah aksi unjuk rasa yang mendukung mantan Presiden Mohammed Morsi dari Ikhwanul Muslimin yang digulingkan pada 3 Juli. (ahram.org.eg)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...