Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 02:35 WIB | Rabu, 10 Juli 2013

Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan

Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Umat Islam di Albania menggelar kesenian alat musik yang dinamakan dengan Lodra.(foto-foto: istimewa)
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Umat muslim di Austria menggelar kampanye pengumpulan paket lebaran.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Suasana berbelanja di pasar Shorja, di Baghdad, Irak.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Umat Muslim di La Grande Mosche, Roma.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Umat Islam di Jepang berkumpul bersama.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Semarak lampu-lampu tradisional di Kairo, Mesir.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Umat muslim di Nigeria, Afrika secara berombongan menyiarkan agama Islam pada bulan Ramadhan.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Warga Muslim Palestina memasang lampu-lampu Ramadhan di rumah dan di sepanjang kota Palestina.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Umat Muslim di Couronne, Prancis.
Kegiatan Unik Umat Islam di 10 Negara dalam Menyambut Ramadhan
Tradisi Mesaharati, yaitu tradisi membangunkan sahur yang dilakukan seorang pria selama 30 hari.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan umat Islam. Banyak yang dipersiapkan oleh umat Islam untuk menyambut bulan Ramadhan, mulai dari menyiapkan kondisi fisik, batin, dan mental, mereka juga melaksanakan berbagai aneka kegiatan Islamis berdasarkan tradisi budaya negara mereka.

Berikut ini ada 10 kegiatan menyambut Ramadhan umat Islam di negara mereka, yang dilansir dari berbagai sumber:

1. Albania

Umat Islam di Albania biasa menggelar kesenian alat musik yang dinamakan dengan Lodra. Kesenian ini mirip dengan tradisi memukul bedug di Indonesia. Namun yang membedakan, kesenian beduk Lodra Albania ini menggunakan dua buah tabung yang menggunakan kulit kambing dan domba.

Uniknya, alat penabuhnya terbuat dari dua buah stik yang berbeda, dan menghasilkan dua jenis suara yang berbeda secara bersamaan. Beduk Lodra dapat dikombinasikan dengan alat perkusi lainnya, seperti alat musik tiup.

Seniman Lodra biasanya diundang untuk mengiring sahur atau biasa disebut dengan Syfyr, dan pada acara buka puasa atau Iftar.

2. Austria

Umat muslim di Austria menyambut belum Ramadhan dengan menggelar kampanye pengumpulan paket lebaran untuk keluarga-keluarga miskin, dan mereka memyiapkan hadiah lebaran bagi anak-anak yatim-piatu di negara Palestina.

Aksi ini dikordinir oleh organisasi kemanusiaan Palestina yang ada di Austria. Kampanye tersebut dikenal dengan istilah Feeding Fasting Palestinians.

Untuk menyebarluaskan kampanye bantuan bagi warga Palestina ini, warga Muslim Austria menggunakan berbagai cara, seperti penyebaran poster, pemasangan iklan dan jasa pos. Semua bantuan nantinya akan dikirimkan melalui lembaga-lembaga sosial yang beroperasi di wilayah Palestina.

3. Irak

Umat Muslim di Baghdad, Irak biasanya menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan berbelanja di pasar Shorja (pasar tertua di Irak). Pasar Shorja ramai dikunjungi ketika datang bulan puasa dan waktu buka pasar hanya dari sore hari sampai menjelang malam. Barang-barang unik dapat dijumpai di pasar ini, mulai dari jajanan buka puasa hingga perlengkapan untuk beribadah.

4. Italia

Umat Muslim di La Grande Mosche (Masjid Agung di Roma) menyambut bulan suci Ramadhan dengan memasak banyak makanan bercita rasa manis, dan kurma disajikan sebagai menu andalan.

5. Jepang

Umat Islam di Jepang menyambut datangnya bulan puasa dengan saling berbagi kebahagiaan bersama saudara-saudari Muslim. Di Islamic Centre Jepang, mereka membentuk semacam panitia Ramadhan yang bertugas menyusun kegiatan selama bulan puasa, mulai dari dialog keagamaan, majelis taklim, shalat tarawih berjamaah, penerbitan buku-buku keislaman dan segala hal yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa.

Panitia tersebut menerbitkan juga jadwal puasa dan mendistribusikannya ke rumah-rumah jamaahnya, restoran halal, serta ke masjid-masjid di Jepang. Mereka secara aktif bekerja sejak ditentukan munculnya hilal hingga berakhir pada saat Idul Fitri. Jika hilal tidak nampak, maka panitia mengikuti ketetapan hilal negara Malaysia.

6. Mesir

Umat Muslim di Kairo, Mesir menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan memasang lampu tradisional, yang disebut dengan lampu Fanus di sekitar rumah mereka. Tradisi semacam ini telah dimulai sejak zaman dinasti Fattimiyah. Ketika itu lampu Fanus dipasang untuk menyambut kedatangan pasukan Raja yang datang berkunjung menjelang datangnya bulan Ramadhan.

7. Nigeria

Umat muslim di Nigeria, Afrika memiliki kebiasaan yang berbeda menyambut datangnya bulan puasa, mereka melakukan berbagai kegiatan berdakwah. Secara berombongan mereka pergi ke seluruh pelosok negeri untuk menyiarkan agama Islam.

8. Palestina

Selain di Mesir, tradisi menyalakan lampu ketika datang bulan Ramadhan juga dimiliki oleh warga Palestina. Setap bulan Ramadhan tiba, warga Muslim Palestina akan memasang lampu Ramadhan ini di rumah masing-masing dan di sepanjang kota Palestina.

9. Prancis

Umat Muslim di Couronne, Prancis banyak imigran asal Arab bermukim di sana, mereka akan berbelanja berbagai macam makanan dan pernak-pernik untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Di kawasan jalan Pierre Tumbot adalah tempat yang paling terkenal menjual berbagai macam pernak-pernik tersebut.

10. Saudi Arabia

Bagi warga Saudi Arabia, pada bulan Ramadhan akan melakukan tradisi Mesaharati, yaitu tradisi membangunkan sahur yang dilakukan seorang pria selama 30 hari, dengan menabuh drum di sekitar lingkungan perumahan.

“Mesaharati di Saudi Arabia adalah tradisi turun menurun saat Ramadhan, seperti juga lentera dan meriam. Itu karena Ramadhan adalah bulan perayaan bagi umat muslim,” kata Ibraheem Hashim, salah satu warga berusia 85 tahun, seperti dikutip dari arabnews.

Menurut sejarah, Mesaharati dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Waktu itu, sahabat beliau, Bilal bin Rabah yang pertama kali melakukan Mesaharati untuk membangunkan sahur warga yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.

“Mesaharati adalah pekerjaan sukarela, tidak ada yang membayar secara khusus seseorang untuk membangungkan sahur. Tetapi biasanya, pada hari Idul Fitri, banyak orang akan memberikan bingkisan atau uang untuk orang yang membangunkan sahur sebagai ucapan terima kasih,” kata Hashim.

Bukan hanya Mesaharati, ada juga tradisi lain untuk membangunkan sahur. Menurut cerita Hashim, dulu imam di Mekah akan memanjat bangunan yang tinggi untuk meletakkan lentera. Hal itu dilakukan agar warga rumahnya sangat jauh dapat melihat cahaya lentera sebagai penanda waktunya sahur.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home