Kekerasan pada Perempuan Meningkat di Afghanistan, Seorang Polisi dan Guru Digantung
KABUL, SATUHARAPAN.COM - Seorang polisi Afghanistan dan seorang guru yang sedang hamil meninggal akibat digantung yang menandai terus meningkatnya kekerasan terhadap perempuan di negara itu, kata pejabat setempat..
Jenazah mereka kemudian dibuang di suatu tempat, beberapa kilometer dari pangkalan militer asing yang baru-baru ini diserahkan pengendaliannya kepada militer Afghanistan, kata para pejabat setempat hari Kamis (19/12) seperti diberitakan huffingtonpost.com.
Kedua perempuan yang dikenali bernama Feroza (polisi) dan Malalai (seorang guru; kedua perempuan itu masing-masing dikenali dengan menggunakan satu nama seperti kebanyakan di Afghanistan) diculik pada hari Senin (16/12) di Provinsi Uruzgan di wilayah selatan yang dikenal konservatif, kata Abdullah Hemat, juru bicara gubernur setempat.
"Pemeriksaan post mortem menunjukkan bahwa kedua perempuan itu meninggal karena digantung," kata dia.
Serangkaian serangan mematikan terjadi pada perempuan di Afghanistan, terutama yang bekerja di lembaga-lembaga negara dan lembaga yang aktif dalam mempromosikan hak asasi manusia. Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang perlindungan bagi perempuan, terutama setelah militer Amerika Serikat dan NATO akan ditarik dari negara itu pada 2014 mendatang.
Beberapa polisi perempuan, termasuk yang senior di Afghanistan telah menjadi korban serangan tersebut, terutama di provinsi selatan dalam beberapa bulan terakhir.
Taliban dikenal menargetkan pejabat perempuan yang bekerja untuk pemerintah yang didukung AS. Namun demikian, ada beberapa serangan yang dikaitkan dengan permusuhan keluarga, atau kerabat dari laki-laki yang marah karena perempuan keluar rumah untuk bekerja.
Jenazah kedua korban bahkan ditemukan di ibu kota Provinsi Tirin Kot, hari Rabu (18/12), kata kepala polisi provinsi, Matiullah Khan. Namun, dia meyakini kedua pembunuhan itu terkait dengan perseteruan keluarga.
Pasukan Australia dan AS bertugas menjaga keamanan di provinsi tersebut sejak tahun 2005. Tugas itu berakhir pada 11 Desember, dan mereka secara resmi telah menyerahkan kontrol keamanan di provinsi itu kepada pasukan keamanan Afghanistan.
Tempat di mana tubuh kedua perempuan ditemukan hanya berjarak beberapa kilometer dari pangkalan militer Tirin Kot, di mana upacara serah terima dilakukan. Sedangkan pasukan Australia meninggalkan provinsi tersebut pada hari Minggu (15/12).
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...