Kekuatan Kurdi Bersatu untuk Lawan ISIS
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Pasukan Peshmerga Kurdi di Irak tengah mengkoordinasikan kekuatan kontra terhadap kelompok jihad di sekitar kota Mosul bersama kelompok pejuang Kurdi dari Suriah dan Turki. Hal itu disampaikan seorang pemimpin politik pada hari Rabu (6/8).
Pejabat senior Kurdi Irak, Hallo Penjweny, mengakui bahwa para pejuang dari kelompok PKK Turki dan Suriah berjuang melawan kelompok “Negara Islam” yang juga disebut sebagai ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di wilayah Sinjar. Sementara Peshmerga Irak berusaha untuk mengamankan daerah di utara dan timur Mosul.
Mereka bergabung dalam upaya untuk merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai jihadis dan untuk menyelamatkan ribuan warga sipil yang terjebak tanpa makanan atau air di pegunungan di wilayah sekitarnya.
Nasib warga sipil, kebanyakan dari minoritas Yazidi, melarikan diri ke pegunungan Sinjar setelah serangan oleh ISIS pada akhir pekan lalu, dan telah memicu kekhawatiran internasional.
Dalam serangkaian serangan di barat dan utara Irak beberapa hari terakhir, ISIS mengambil alih kota Sinjar dan Zumar, kemudian wilayah perbatasan dengan Suriah dengan merebut Rabia, dan mereka juga menguasai beberapa ladang minyak.
Konsolidasi Perlawanan
Seorang pejabat senior dari partai Uni Patriotik Kurdistan Irak (PUK) mengatakan bahwa unit pertempuran Kurdi dari Peshmerga kelompok berbasis di Suriah, serta PKK Turki telah sepakat untuk berbagi tanggung jawab untuk menghadapi serangan yang sedang berlangsung.
"Para pejuang dari Kurdistan Barat dan PKK bertanggung jawab untuk menghadapi Daash (akronim Arab untuk Negara Islam) di Rabia dan daerah Sinjar," kata Hallo Penjweny, pejabat PUK untuk wilayah Mosul.
"Di pihak kami, mengurus Zumar dan wilayah lain di utara dan timur Mosul," kata dia kepada wartawan. Sinjar berada di barat Mosul, kota kedua Irak.
Kurdistan Barat mengacu pada Partai Uni Demokratik Suriah (PYD), yang mengklaim telah merebut kembali kota Rabia, tetapi masih belum jelas berapa banyak kemajuan yang telah mereka buat di daerah Sinjar.
PUK sediri memperingatkan bahwa usaha itu bisa memerlukan waktu panjang sebelum warga sipil dapat diselamatkan. "PKK bekerja untuk membuka perjalanan yang aman bagi para pengungsi. Hal itu tidak mudah dan akan membutuhkan waktu beberapa hari," kata Harem Kamal Agha kepada AFP.
Terjebak kekurangan Makanan
Abu Abbas, karyawan pelayanan irigasi berusia 50 tahun yang melarikan diri Sinjar ke Kurdistan mengatakan tentang penderitaan anak-anak dan kerabat lainnya yang terjebak dalam wilayah Sinjar yang tandus.
"Masalah terbesar sekarang adalah bahwa mereka tidak memiliki makanan. Mereka telah mulai berburu binatang kecil di pegunungan dan mereka makan apa saja yang mereka dapat temukan," kata dia.
"Beberapa anak meninggal, dan telah dimakamkan di gunung. Semua perempuan memberikan ASI (menyusui) kepada anak-anak, terlepas dari apakah mereka itu Yazidi, Muslim atau Kriste," kata dia menambahkan.
"Para tetua tahu ada beberapa mata air alami lama, tetapi mencarinya di gunung itu berbahaya. Di sisi lain, Daash menunggu mereka. Saya pikir itu akan sulit bagi salah satu dari mereka untuk bertahan lebih lama, lebih dari dua atau tiga hari lagi," katanya.
Abu Abbas mengatakan, dia tidak bisa menerima informasi pada hari Rabu, karena baterai telepon kerabatnya telah habis.
Sementara itu, pejabat pemerintah Irak mengatakan, sebanyak 77 ton makanan dan air telah dijatuhkan dari udara ke wilayah itu sejak Selasa (5/8).
Kejahtan pada Kemanusiaan
Pasukan Peshmerga dianggap sebagai kekuatan militer yang paling mampu di Irak, tetapi keuangan pemerintah daerah mereka telah ditahan untuk mempertahankan wilayah, ketika tentara federal mundur dalam serangan ISIS dua bulan lalu.
Yang terutama menjadi target ISIS adalah warga Yazidi, yang dituduh sebagai "penyembah setan" oleh para jihadis, karena mempraktikkan keyakinan yang unik.
Seorang anggota parlemen Yazidi menangis selama sesi pertemuan parlemen pada hari Selasa (5/8) dan dia mendesak pemerintah dan masyarakat internasional untuk menyelamatkan bangsanya dari pembantaian atau kelaparan dan menuju kepunahan.
"Kami sedang disembelih. Seluruh pemeluk agama kita sedang dihapus dari muka bumi ini, saya mohon padamu, atas nama kemanusiaan," kata Vian Dakhil.
Pada hari Selasa, Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan terbaru ISIS dan mengatakan hal itu sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan."
Perlawanan terhadap ISIS
Pasukan Peshmerga diberitakan tengah bertempur melawabn ISIS di wilayah timur Mosul dan hanya beberapa puluh kilometer dari ibu kota Kurdi, Arbil. Pada hari Rabu, sebuah bom mobil bunuh diri meledak di sebuah pos pemeriksaan Peshmerga, antara Mosul dan Arbil, membunuh satu orang dan melukai 13 pasukan Peshmerga, kata sumber keamanan dan saksi mata.
Harem Kamal Agha, mengatakan pasukan Peshmerga telah menahan beberapa serangan ISIS pada hari Rabu di daerah yang penduduknya didominasi Kristen, di timur Mosul.
Kelemahan yang dihadapi tentara Irak dalam menghadapi serangan ISIS menjadi pemicu untuk koordinasi kelompok Kurdi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu untuk mencegah meluasnya wilayah yang dikuasi ISI yang telah memproklamasikan kekalifahannya.
Pemimpin militer PKK, yang bermarkasi di di wilayah pegunungan Kandil, di Irak, dan merupakan daerah dengan Pemerintah otonom Regional Kurdistan (KRG), disebutkan pada hari Selasa tengah melakukan koordinasi.
"Mari kita membentuk komando gabungan. Mari kita membuat persiapan dan mengusir ISIS keluar dari daerah yang (mereka) diduduki, termasuk Sinjar. Hal ini mungkin," kata Murat Karayilan.
Dalam pertempuran lebih lanjut di seluruh Irak pada hari Rabu (6/8), setidaknya 18 orang meninggal, sebagian besar pejuang ISIS.
Pertempuran paling mematikan terjadi di lembah Udhaim, di timur laut Baghdad, ketika bentrokan terjadi dan menyebabkan tujuh anggota milisi Syiah pro pemerintah meninggal, dan tiga milisi ISIS meningal, menurut seorang kapten polisi dan seorang dokter setempat.
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...